REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura pada Rabu (20/10) menyambut para pelancong pertama di bawah program bebas karantina. Hal ini menandai langkah besar Singapura untuk memulihkan penerbangan internasional.
Penerbangan Singapore Airlines dari Amsterdam dan London tiba pada Rabu di bawah program yang disebut jalur perjalanan yang divaksinasi (VTL). Seorang warga Singapura, Andrea Mullens, mengatakan dia sangat senang karena dapat kembali bepergian dengan aman melalui program VTL.
“Ya, itu (adalah) kunjungan yang sempurna. Sangat nyaman. Ini hal yang sangat baik. Saya pikir perjalanan secara umum sedikit menantang saat ini," kata Mullens yang kembali dari Belanda bersama putrinya, yang akan kembali bersekolah di Singapura.
Mulai pekan ini, program VTL akan diperpanjang untuk kedatangan dari Kanada, Denmark, Prancis, Italia, Belanda, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat. Orang-orang dari negara-negara tersebut dapat memasuki Singapura tanpa karantina jika memiliki hasil tes negatif Covid-19.
Singapura sebelumnya memperluas program VTL untuk kedatangan dari Jerman dan Brunei, termasuk Korea Selatan mulai pertengahan November.
Singapura kembali membuka penerbangan internasional di tengah peningkatan kasus baru Covid-19. Peningkatan kasus ini telah mendorong tindakan yang lebih ketat secara lokal, termasuk membatasi pertemuan sosial untuk dua orang dan hanya mengizinkan orang yang divaksinasi untuk memasuki mal.
Pembatasan juga mewajibkan penggunaan masker. Pemerintah menetapkan hukuman denda atau penjara jika ada yang melanggar protokol kesehatan Covid-19.
Sebelumnya, Amerika Serikat menyarankan warganya untuk tidak bepergian ke Singapura. Amerika Serikat meningkatkan kewaspadaan karena Singapura memiliki risiko penularan Covid-19.
Singapura mencatat rekor 3.994 kasus virus corona baru pada Selasa (19/10). Sebagian besar tidak menunjukkan gejala atau ringan. Sementara lebih dari 80 persen dari 5,45 juta populasi telah mendapatkan vaksinasi.