Kamis 21 Oct 2021 02:15 WIB

Tiga Tahun Mandek, Taliban Kini Izinkan Vaksinasi Polio

Taliban sempat melarang vaksinasi polio di wilayahnya karena takut ada mata-mata

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Petugas kesehatan Afghanistan melakukan vaksinasi polio kepada anak-anak di Kandahar, Afghanistan. Taliban sempat melarang vaksinasi polio di wilayah yang menjadi kekuasaannya karena takut ada mata-mata.
Foto: EPA-EFE/MUHAMMAD SADIQ
Petugas kesehatan Afghanistan melakukan vaksinasi polio kepada anak-anak di Kandahar, Afghanistan. Taliban sempat melarang vaksinasi polio di wilayah yang menjadi kekuasaannya karena takut ada mata-mata.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Taliban menyetujui kampanye vaksinasi polio untuk semua anak-anak di seluruh Afghanistan untuk pertama kalinya sejak 2018. Mulai November, badan-badan PBB akan bersiap untuk memvaksinasi anak-anak di bawah lima tahun terhadap polio.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kampanye vaksinasi nasional akan dimulai pada 8 November, diikuti oleh kampanye vaksinasi polio lainnya yang disinkronkan dengan Pakistan pada Desember. Direktur pemberantasan polio WHO untuk wilayah Mediterania Timur Dr. Hamid Jafari mengatakan perkiraan populasi target adalah 10 juta anak di bawah usia 5 tahun di Afghanistan, termasuk lebih dari 3,3 juta yang tidak dapat dijangkau sejak 2018.

Baca Juga

"Memulai kembali vaksinasi polio di semua wilayah Afghanistan sekarang akan mencegah kebangkitan besar wabah polio di dalam negeri dan memastikan tidak ada penyebaran internasional," kata Jafari.

Menurut Perwakilan WHO di Afghanistan Dapeng Luo, langkah kampanye vaksinasi polio adalah langkah yang sangat penting ke arah yang benar. Dia mengatakan itu adalah pertanda baik bahwa beberapa kampanye direncanakan. "Akses berkelanjutan untuk semua anak sangat penting untuk mengakhiri polio untuk selamanya," ujar Luo.

Taliban belum mengonfirmasi kesepakatannya. Para pejabatnya belum menanggapi permintaan komentar hingga berita ini dimuat. Namun WHO dan badan anak-anak PBB (UNICEF) menyebut mereka menyambut baik keputusan pemimpin Taliban dalam mendukung dimulainya kembali vaksinasi polio dari rumah ke rumah untuk anak-anak di seluruh negeri.

Selama tiga tahun terakhir, Taliban melarang tim vaksinasi polio yang diorganisir PBB untuk melakukan langkah memvaksin anak-anak dari pintu ke pintu di sejumlah negara bagian Afghanistan di bawah kendali mereka. Hal ini disebabkan karena kecurigaan tim vaksin itu bisa saja menjadi mata-mata pemerintah maupun Barat.

Karena larangan itu dan juga pertempuran yang tiada henti, sekitar 3,3 juta anak selama tiga tahun terakhir belum divaksinasi. Afghanistan dan tetangganya Pakistan adalah satu-satunya negara di dunia di mana polio tetap endemik. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan parsial pada anak-anak.

Sejak 2010, negara tersebut telah melakukan kampanye inokulasi rutin. Para pekerja pergi dari pintu ke pintu memberikan vaksin kepada anak-anak. Sebagian besar pekerja adalah perempuan karena mereka bisa mendapatkan akses yang lebih baik ke ibu dan anak.

Namun sebagian besar negara bagian di Afghanistan di luar jangkauan untuk vaksin polio dalam beberapa tahun terakhir. Di bagian selatan, khususnya, larangan oleh Taliban berlaku.

Di daerah lain, kampanye dari pintu ke pintu tidak mungkin dilakukan karena pertempuran antara pemerintah dan pemberontak, atau karena ketakutan akan penculikan atau bom pinggir jalan. Di beberapa tempat, ulama garis keras berbicara menentang vaksinasi yang menyebut mereka tidak Islami atau plot Barat.

Baca juga ; Taliban Menangkan Dukungan dari 10 Negara Kekuatan Regional

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement