REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook diisukan akan mengganti nama berusahaan. Salah satu tujuannya adalah untuk mengubah citra dari perusahaan sosial media menuju perusahaan metaverse.
Para ahli berpendapat jika benar Facebook berganti nama, Facebook tetap tidak bisa lepas dari pengawasan regulator dan publik tentang bahaya media sosial. The Verge beberapa waktu lalu melaporkan Facebook berencana mencitrakan ulang perusahaan mereka.
Facebook, dikutip dari Reuters, Kamis (21/10), menolak berkomentar tentang kemungkinan mereka berganti nama."Legislator dan politikus cukup pintar untuk tidak dibodohi oleh pencitraan ulang," kata analis internet di Atlantic Equities, James Cordwell.
Kepala urusan merk di Prophet, Marisa Mulvihil melihat berganti nama adalah strategi yang efektif supaya anak perusahaan bisa mempertahankan reputasi mereka. Tapi, menurut marisa, media dan regulator tidak akan berhenti menyelidiki hanya karena pencitraan ulang.
The Verge menuliskan bahwa nama induk perusahaan akan merefleksikan Facebook sebagai "metaverse". Nama baru itu juga diyakini sebagai salah satu cara agar WhatsApp, salah satu produk Facebook yang populer, tidak terganggu anggapan publik soal Facebook.
Hal in juga berlaku untuk Oculus, perangkat virtual reality buatan mereka. Meski pun berganti nama, Facebook akan tetap menghadapi tekanan yang sama, menurut para ahli.
"Saya rasa berganti nama tidak akan membantu Facebook mengatasi pengawasan regulator atau keraguan, jika bukan ketidakpercayaan, secara umum dari publik," kata pakar dari Pentagram, Natasha Jen.
Facebook sedang disorot regulator setelah seorang mantan karyawan membocorkan ribuan dokumen internal. Salah satu yang bocor adalah riset internal perusahaan yang menyebutkan Instagram membawa dampak negatif pada kesehatan mental remaja.
sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement