REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk berupaya mengadaptasi dan menerapkan teknologi terkini untuk mengimbangi arus transformasi digital tersebut. Hal ini dilakukan perseroan untuk menghadapi era disrupsi.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo mengatakan era digital menghadirkan dua pengembangan IT yang menjadi bagian dari perseroan. Kedua transformasi ini diberi nama BRIBRAIN dan BRIAPI.
BRIBRAIN merupakan platform berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning yang digunakan untuk menyimpan, memproses, dan mengonsolidasikan segala informasi dari berbagai sumber. BRIBRAIN maka layanan keuangan yang dihadirkan BRI bagi nasabah dapat lebih terukur, terjaga kualitasnya, minim risiko, dan bisa diberikan dengan lebih efisien.
BRIAPI yang merupakan Open API pertama di Asia Tenggara. BRIAPI telah mendapatkan sertifikasi PA-DSS (Payment Application Data Security Standard) dari PCI Security Standard Council di Amerika Serikat. BRIAPI berhasil menyederhanakan proses integrasi produk dan layanan dari BRI untuk berbagai aplikasi front-end, sehingga waktu integrasi dapat dipersingkat dari dua minggu menjadi hanya kurang dari satu jam.
BRIAPI telah mendukung transaksi perbankan digital lebih dari 200 perusahaan mitra, mulai dari marketplace seperti Shopee dan Tokopedia, ride-hailing dan fintech (seperti Gopay, OVO, LinkAja, Traveloka, dan Investree), kemudian universitas-universitas, perusahaan non-digital, hingga lembaga, kementerian, pemerintah daerah, dan instansi pemerintahan lainnya.
“Transformasi digital yang dilakukan BRI untuk mengembangkan digital resiliency agar BRI dapat bertahan di tengah perubahan dan disrupsi, seperti perubahan lanskap industri, krisis akibat pandemi, hingga pergeseran perilaku konsumen,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Kamis (21/10).
Menurutnya transformasi digital, selain mengimplementasi dan mengembangkan teknologi, juga melakukan transformasi budaya. Adapun tujuannya untuk menanamkan sebuah mindset yang disebut sebagai “Digital as Our DNA” dalam setiap pekerja BRI di Indonesia.
“Kunci menang dalam disrupsi adalah memiliki growth mindset, atau pola pikir yang terbuka pada perubahan dan perkembangan. Sebabnya, pasar akan selalu volatile, uncertain, complex, dan ambiguous (VUCA). Pola pikir growth mindset ini akan membantu kita terus berkembang namun tetap otentik, kreatif, dan terbuka terhadap kolaborasi dan ide-ide baru”, ucapnya.