REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Nahdlatul Ulama (NU) telah menetapkan waktu pelaksanaan Muktamar ke-34 pada 23-25 Desember 2021 mendatang. Keputusan ini diambil pada Musyawarah Nasional Alim Ulama NU pada 25-26 September 2021 lalu.
Menindak lanjuti keputusan tersebut, NU mulai menyiapkan pelaksanaan muktamar dengan pembentukan Panitia Nasional, mengingat waktunya sudah sangat dekat.
Rabu (20/10) dilaksanakan rapat khusus PBNU, dihadiri Rais Am PBNU, Katib Am PBNU, Ketua Umum dan Sekjen PBNU untuk menetapkan panitia Muktamar ke-34.
Dalam rapat disepakati meminta duet Prof Dr Muhammad Nuh Ketua Steering Committee (SC/Panitia Pengarah) Muktamar NU sementara Dr KH Asrorun Niam Sholeh sebagai Sekretaris SC Muktamar.
Sedangkan untuk Organizing Comittee (Panitia Pelaksana), duduk sebagai ketua Imam Azis sedangan Sekretraris Panitia Pelaksana Muktamar dr Syahrizal.
Saat diminta konfirmasi, Katib Syuriyah PBNU Asrorun Niam Sholeh tidak menampik. "Kemarin saya ditelp oleh Sekjen PBNU mengabarkan hasil rapat berempat, mengamanahkan sebagai SC Muktamar. Kebetulan usai rapat kemarin, Rais Am PBNU hadir di pesantren al-Nahdlah acara maulid, beliau menyampaikan hal yang sama kepada saya. Belum ada penetapan resmi. Tapi prinsipnya, untuk khidmah siap saja kalau diberi amanah dari para masyayikh. Beliau-beliau pasti punya pertimbangan matang saat memberi amanah," ujar Pengasuh Pesantren al-Nahdlah ini.
Sekretaris Jenderal PBNU Hilmi Faishal Zaini juga menginformasikan hal serupa. Faisal juga mengunggah foto rapat berempat di gedung PBNU melalui akun media sosialnya. "Muktamar NU ke-34, Menuju Satu Abad NU: Membangun Kemandirian Warga NU sebagai Pilar Pemersatu Bangsa," tulisnya.
Muktamar NU memiliki posisi yang strategis mengingat peiode hasil muktamar akan memasuki satu abad NU. Hingga kini, muncul dua nama yang digadang menjadi Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, yaitu Prof KH Said Aqil Siraj yang saat ini menjabat Ketua Umum sekarang dan KH Yahya Cholil Staquf yang menjabat sebagai Katib Am PBNU saat ini. Sementara, untuk Rais Am, lazimnya sepanjang Rais Am yang ada masih sehat akan diminta kembali oleh muktamirin.