Kamis 21 Oct 2021 15:16 WIB

6 Kebiasaan Baik Jaga Kesehatan Otak

Otak manusia umumnya berhenti berkembang di usia 20-an tahun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Otak manusia umumnya berhenti berkembang di usia 20-an tahun.
Foto: www.freepik.com
Otak manusia umumnya berhenti berkembang di usia 20-an tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otak manusia umumnya berhenti berkembang di usia 20-an tahun. Setelah itu, akan ada perlambatan kognitif yang terjadi secara bertahap seiring dengan proses penuaan. Risiko demensia juga turut mengintai di usia tua.

Laju perlambatan kognitif dan risiko demensia ini umumnya dipengaruhi oleh faktor risiko yang bisa dimodifikasi. Dengan kata lain, ada upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi otak secara optimal dari perlambatan kognitif dan risiko demensia tersebut.

Baca Juga

Seperti dilansir Science Focus, Kamis (21/10), ada lima kebiasaan yang dapat membantu menjaga kesehatan otak. Berikut ini adalah kelima kebiasaan tersebut.

 

Lakukan Aktivitas yang Membangun Cognitive Reserve

Cognitive reserve merupakan sebuah konsep di mana otak mampu beradaptasi saat dihadapkan pada proses penuaan atau penyakit. Sebagai contoh, seseorang dengan cognitive reserve yang tinggi tetap memiliki performa tes dan mental yang baik meski memiliki penanda biologis Alzheimer. Dia seakan memiliki kapasitas mental berbeda yang memungkinkannya bertahan dari kerusakan.

Ada beberapa aktivitas yang dapat membangun cognitive reserve. Sebagian di antaranya adalah membaca, memainkan instrumen musik, bernyanyi, menyelesaikan puzzle, belajar bahasa asing, dan berjalan-jalan.

 

Sosialisasi

Isolasi sosial merupakan faktor risiko besar dalam kasus demensia. Menurut studi yang dilakukan peneliti University of Groningen, orang yang memiliki partisipasi sosial dan kontak sosial lebih rendah serta perasaan kesepian lebih tinggi mempunyai risiko demensia yang lebih besar.

Sosialisasi dapat melatih aktivitas otak dan memunculkan perasaan memiliki. Dengan bersosialisasi, seseorang tak hanya melindungi kesehatan otaknya tetapi juga kesehatan mentalnya.

 

Aktif

Otak bergantung pada oksigen dan nutrien lain agar bisa berfungsi dengan baik. Apa yang menyehatkan jantung juga akan menyehatkan otak. Sebaliknya, pola hidup yang tidak aktif atau sedentari dan obesitas berkaitan dengan penurunan kognitif yang lebih cepat serta peningkatan risiko demensia.

Rutin berolahraga merupakan tak hanya dapat menjaga kesehatan jantung tetapi juga otak. Aktivitas olahraga yang bisa dilakukan pun sangat beragam, seperti berlari, bersepeda, serta berenang. Bila tak menyukai kegiatan-kegiatan ini, berjalan kaki, berkebun, atau menaiki tangga lebih sering juga dapat membantu.

 

Makan Sehat

Hindari mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh untuk mencegah terjadinya penyumbatan arteri. Selain itu, perbanyak pula konsumsi buah dan sayuran hijau untuk meningkatkan asupan antioksidan yang dapat membantu membersihkan otak dari radikal bebas.

Salah satu pengaturan pola makan yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah diet Mediterania. Diet ini kaya akan buah, sayur, legume, kacang-kacangan, sereal, dan minyak zaitun. Selain itu, diet ini juga rendah akan asupan lemak jenuh dan daging.

Bila merasa tak bisa langsung mengadopsi diet Mediterania, coba ubah pola makan secara bertahap. Bisa dimulai dengan mengupayakan konsumsi satu buah per hari dan kurangi konsumsi makanan siap santap.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement