REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk pada kuartal III membukukan kinerja yang cukup positif. Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan pada kuartal ketiga tahun ini, perseroan berhasil meningkatkan komposisi dana murah (Current Account and Savings Account/CASA).
Dari total DPK yang mengalami kenaikan 6,56 persen yoy menjadi Rp 291,26 triliun per September 2021, komposisi dana murah mengalami peningkatan menjadi 41,53 persen dari 36,96 persen di periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun giro dan tabungan mengalami pertumbuhan sebesar masing-masing 16,81 persen dan 24,55 persen yoy.
"Komposisi CASA yang meningkat tersebut membuat perseroan berhasil menekan turun biaya dana sebesar 170 bps secara tahunan dari 4.98 persen menjadi 3.28 persen di September 2021," ujarnya dalam paparan kinerja, Kamis (21/10).
Bank BTN juga berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 270,27 triliun, naik 6,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Haru mengatakan kenaikan kredit dan DPK yang cukup signifikan tersebut juga ikut mendongkrak aset BTN sebesar 3,10 persen menjadi Rp 368,05 triliun per 30 September 2021.
Haru menilai kinerja positif BTN tidak terlepas dari dukungan semua pemangku kepentingan, terutama pemerintah melalui Kementerian BUMN, Kementerian PUPR, dan Kementerian Keuangan, serta OJK dan BI yang kebijakannya selama ini mendukung pertumbuhan industri perbankan dan sektor properti.
Menurut Haru, tumbuhnya sektor properti termasuk pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah yang sukses melakukan program vaksinasi nasional dan memberikan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi. Adapun, stimulus yang diberikan pemerintah seperti insentif PPN 0 persen untuk sektor properti dan kebijakan dana PEN yang ditempatkan di perbankan nasional termasuk Bank BTN telah membuat permintaan pembiayaan rumah meningkat.
"Dari dana PEN yang ditempatkan pemerintah sebesar Rp 35 triliun, BTN sudah menyalurkan dalam bentuk kredit, termasuk KPR subsidi, KPR nonsubsidi, kredit ke UMKM, kredit konstruksi, kredit BUMN, dan kredit lainnya senilai total Rp 93,44 triliun," ucap dia.
Haru menjelaskan kinerja positif Bank BTN saat ini juga menandakan keberhasilan transformasi yang dilakukan manajemen seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi. Transformasi tersebut, Haru katakan, menjadi mesin yang cukup kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi sehingga mendorong pertumbuhan bisnis Bank BTN.
"Dengan transformasi yang dilakukan BTN dan dukungan pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait bisnis pembiayaan perumahaan, kami optimistis mampu berperan aktif dalam mendukung program Pembangunan Satu Juta Rumah serta memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi MBR dan milenial," kata Haru.