REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Manajemen Arema FC meminta PSSI segera mengambil tindakan tegas, keras, dan terukur terkait kasus penyerangan bus Arema FC di Yogyakarta, Rabu (20/10) malam. Tindakan ini harus diambil agar tidak muncul reaksi atas kejadian tersebut.
Manager Ad Interim Arema FC, Ali Rifki, mendesak induk organisasi sepak bola Indonesia tersebut melakukan sosialisasi dan komunikasi intensif dengan manajemen klub. Kemudian berkomunikasi juga dengan aparat kepolisian guna melakukan langkah awal mencegah suporter untuk tidak datang ke kota.
"Suporter juga tak boleh datang di stadion di mana klubnya bertanding sebagai konsekuensi regulasi protokol kesehatan," ujar Ali dalam surat resmi Arema FC yang ditunjukkan kepada PSSI, Kamis (21/10).
Menurut Ali, Arema sudah mengambil langkah cepat dengan melaporkan kejadian tersebut kepada aparat kepolisian setempat. Kemudian meminta aparat agar pelaku pengrusakan bus segera diusut. Aparat juga diharapkan bisa memberikan pembinaan kepada para pelaku karena terbukti telah melakukan pengrusakan bus Arema dengan sengaja.
Di samping itu, Arema juga telah sepakat agar langkah pembinaan diserahkan kepada aparat kepolisian. Para pelaku diharapkan menandatangani perjanjian agar tidak melakukan tindakan merugikan kembali. Kemudian pelaku lain harus meminta maaf untuk tidak lagi mengulangi kejadian tersebut di depan publik.
"Permintaan maaf (juga harus) ditunjukkan kepada klub Arema FC dan Aremania, sekaligus kepada klub Persebaya dan Bonekmania yang justru mencoreng citra sepak bola di Indonesia," jelas Ali.
Ali berharap, kejadian yang menimpa Arema FC bisa menjadi pelajaran untuk pihak lain. Publik harus tahu bahwa sepak bola itu bertujuan untuk menguatkan tali persaudaraan. Ia juga berharap tidak ada dendam dan suporter tetap memberikan dukungan secara positif.
Sebelumnya, bus Arema FC diserang sejumlah oknum di depan Hotel New Saphir, Yogyakarta, Rabu (20/10) malam. Penyerangan tersebut menyebabkan bus mengalami kerusakan di bagian kaca depan dan samping.