REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Central Intelligence Agency (CIA) akan mengadakan pertemuan mingguan untuk membahas ancaman yang ditimbulkan oleh China. Sebelumnya CIA membentuk pusat misi China untuk melawan pengaruh Beijing.
"Kami juga menggerakkan semacam proses peninjauan yang lebih formal, yang menghasilkan banyak rekomendasi terkait ancaman China. Saya akan segera memulai pertemuan mingguan yang hanya berfokus pada pusat misi China," kata Direktur CIA William Burns dilansir Sputnik News, Kamis (21/10).
Awal bulan ini, CIA meluncurkan pusat misi baru untuk mengatasi tantangan global yang ditimbulkan oleh China. Namun, mantan analis dan petugas CIA Philip Giraldi mengatakan membuat pusat misi Cina dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berdampak pada seluruh proses penilaian intelijen.
Ketika ditanya apa yang menjadi ancaman teknologi terbesar bagi Amerika Serikat, Burns menyebut China menjadi salah satu ancaman. Di sisi lain dia juga tidak meremehkan ancaman siber Rusia di segala bidang.
"Rusia menggunakan alat siber secara asimetris dengan sangat baik untuk memengaruhi segala sesuatu mulai dari disfungsi politik kita sendiri di negara ini," ujar Burns.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan peraturan yang akan membendung penjualan perangkat lunak ke China, Rusia, dan negara-negara lain. Barat telah berulang kali menuduh Rusia dan China melakukan serangan siber yang menargetkan pemerintahnya. Namun tuduhan tersebut telah dibantah oleh Cina dan Rusia.
Mereka menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dalam masalah tersebut. Moskow mengatakan proposalnya untuk melibatkan Barat dalam dialog keamanan siber tidak mendapat tanggapan positif.