REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Aswaja Center Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Misbahul Munir, menyampaikan penjelasan soal perbuatan menjahili orang lain yang kini disebut dengan 'prank'. Perbuatan ini kerap dilakukan oleh anak-anak muda terutama mereka yang aktif di media sosial dengan memuat konten prank tersebut.
Kiai Misbah mengatakan, orang bercanda dalam Islam itu boleh tetapi bohong itu tidak boleh. "Nabi Muhammad SAW bercanda itu pernah, tetapi tidak boleh berbohong atau membohongi orang," tutur dia kepada Republika.co.id, Kamis (21/10).
Perbuatan menjahili atau mengerjai orang lain atau yang sekarang dikenal dengan istilah prank, itu sering kali menakuti dengan menggunakan perangkat yang membuat orang lain kaget. Ini mungkin menjadi lucu bagi orang yang menyaksikannya, tetapi bagi yang menjadi korban, tentu menyusahkan bahkan bisa bikin panik.
"Karena itu, Nabi SAW memang pernah bercanda tetapi jangan sampai bohong. Kalau prank itu kan ada unsur membohongi orang, menakuti orang. Ini bercanda yang kebablasan," kata Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.