Pemkot Yogyakarta Terapkan One Gate System
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkot Yogyakarta Terapkan One Gate System (ilustrasi). | Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menerapkan one gate system bagi angkutan umum, termasuk angkutan wisata. Sistem ini dipusatkan di Terminal Giwangan dengan melakukan skrining terhadap wisatawan yang masuk ke Kota Yogyakarta menggunakan bus.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, sistem ini perlu diterapkan mengingat wisatawan sudah memadati Kota Yogyakarta. Terutama saat akhir pekan dan di masa PPKM level 2 destinasi wisata juga sudah diperbolehkan untuk dibuka dengan kapasitas 25 persen.
"Kondisi PPKM sudah memungkinkan untuk wisata dan kita selalu mencoba menjadikan level 2 ini tetap dalam kendali yang tidak terlalu berlebihan. Maka kami mencoba menerapkan one gate system, tujuannya memastikan seluruh wisatawan mematuhi ketentuan PPKM," kata Heroe di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (21/10).
Diterapkannya sistem ini memastikan wisatawan yang masuk ke Kota Yogyakarta sudah tervaksin Covid-19. Meskipun begitu, one gate system ini tidak diberlakukan tiap hari.
"Sabtu dan Minggu sebagai lahan kita uji coba sambil dievaluasi," ujar Heroe.
Sehingga, semua bus yang masuk ke Kota Yogyakarta diarahkan ke Terminal Giwangan. Jika bus lolos skrining, maka akan diarahkan ke tempat parkir yang sudah disediakan.
Ada tiga tempat khusus parkir (TKP) yang disediakan, yakni di Abu Bakar Ali (ABA), TKP Ngabean dan TKP Bank Indonesia. "One gate system ini menjadikan seluruh kendaraan, angkutan wisata dan umum harus masuk di Terminal Giwangan, tujuannya pemeriksaan terhadap kelengkapan yang dimiliki oleh wisatawan," jelas Heroe.
Stiker juga diberikan kepada bus yang sudah lolos skrining sebagai tanda untuk mendapatkan tempat parkir. Sehingga, bus yang tidak lolos skrining dipastikan tidak akan mendapatkan tempat parkir.
Heroe menuturkan, sistem ini juga diterapkan untuk mengatur arus lalu lintas. Sehingga, tidak terjadi kemacetan yang meluas di Kota Yogyakarta saat mulai meningkatnya kunjungan wisatawan dalam beberapa pekan terakhir.
"Ini semacam rintisan juga untuk membuat agar moda transportasi terutama wisata yang ada di Yogya bisa kita atur sedemikian rupa. Sehingga, menjadikan perjalanan wisatawan itu terasa nyaman dan tidak menemui kemacetan dan semuanya bisa menikmati Kota Yogya," ujarnya.
Melalui penerapan sistem ini, diharapkan juga dapat semakin menekan angka penyebaran Covid-19 yang saat ini terus menunjukkan tren penurunan. Dengan begitu, katanya, kesehatan dan perekonomian dapat berjalan seimbang di PPKM level 2.
"PPKM level 2 diharapkan menjadikan kiat pariwisata meningkat dan kita mempunyai tanggung jawab untuk tidak terjadi kasus-kasus baru yang kemudian menimbulkan klaster dan menimbulkan lonjakan," jelas Heroe.