Jumat 22 Oct 2021 05:35 WIB

Posisi Jari Saat Tasyahud Menurut Empat Ulama Mazhab

Islam memiliki kekayaan pandangan yang kesemuanya merujuk kepada Alquran dan sunnah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Posisi Jari Saat Tasyahud Menurut Empat Ulama Mazhab
Foto: Republika.co.id
Posisi Jari Saat Tasyahud Menurut Empat Ulama Mazhab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam memiliki kekayaan pandangan yang kesemuanya merujuk kepada Alquran dan sunnah. Termasuk di antaranya tentang perbedaan posisi jari jemari saat tasyahud dalam sholat. 

Muhammad Masrur dalam buku Memahami Arti Bacaan Shalat menjabarkan tentang pandangan empat ulama mazhab tentang posisi jari jemari saat tasyahud dalam sholat. 

Baca Juga

Madzhab Syafii

Menggenggam jari jemari tangan kanan kecuali telunjuk menunjuk pada lafadz (Illa Allah), kemudian terus mengangkat telunjuk tanpa menggerakkannya hingga salam. Pandangan ke arah jari telunjuk. 

Madzhab Maliki

Menekuk jari jemari kecuali telunjuk dan jempol. Menggerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan ke kiri dengan gerakan sedang. 

Madzhab Hanafi

Menunjuk dengan jari telunjuk sebelah kanan saja. Jari telunjuk diangkat ketika lafadz (laa Ilaha) kemudian menurunkannya kembali ketika lafadz (Illa Allah). 

Madzhab Hanbali

Menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol dan jari tengah, menunjuk dengan jari telunjuk pada tasyahud dan doa ketika menyebut lafadz Allah tanpa menggerakkannya. 

photo
Infografis Keutamaan Sholat Tepat Waktu dalam Hadits - (Republika.co.id)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement