Kamis 21 Oct 2021 21:08 WIB

Covid-19 di Indonesia Melandai, Kemenkes: Tetap Waspada

Virus ini akan menimbulkan serangan beberapa kali.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hiru Muhammad
Polisi mengarahkan pengunjung untuk memindai kode batang (QR Code) melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki Polresta Pontianak di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (19/10/2021). Polresta Pontianak menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi kepada anggota polisi maupun pengunjung sebagai upaya mendukung program pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Polisi mengarahkan pengunjung untuk memindai kode batang (QR Code) melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki Polresta Pontianak di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (19/10/2021). Polresta Pontianak menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi kepada anggota polisi maupun pengunjung sebagai upaya mendukung program pemerintah untuk mencegah penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus Covid-19 di Indonesia melandai dan positivity rate sebesar 0,6 persen per Kamis (21/10). Kendati demikian, Kemenkes mewanti-wanti dan berpesan semua pihak tetap waspada karena kasus Covid-19 bisa kembali meningkat dan mengakibatkan gelombang ketiga.

"Kenapa kita harus selalu waspada karena satu jurnal ilmiah sudah menyatakan bahwa Covid-19 ini sifatnya akan menimbulkan gelombang epidemiologi berkali-kali. Jadi, tidak cukup hanya satu gelombang dan setelah mencapai puncaknya kemudian turun kemusian selesai, itu tak terjadi pada pola Covid-19," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat berbicara di konferensi virtual bertema Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Benarkah Terjadi Akhir Tahun?, Kamis (21/10).

Artinya, dia menambahkan, virus ini akan menimbulkan serangan beberapa kali. Ia menambahkan, mungkin dengan adanya vaksinasi masyarakat luas, tak hanya Indonesia melainkan juga global dan akhirnya terjadi penurunan kasus. Jika belajar dari ilmu saintifik, dia melanjutkan, pada saat laju penularannya menurun maka harus ditekan serendah mungkin. Nadia mengaku, Kemenkes telah menargetkan menekan laju penularan adalah 10 per 1 juta penduduk atau maksimal kasusnya hanya 2.700. Ketika menahan kasus ini, ia menegaskan upaya yang harus dilakukan harus dari hulu sampai dengan hilir. 

"Kalau berbicara oksigen dan obat itu di hilir. Tetapi yang paling penting adalah di hulu, bagaimana protokol kesehatan (prokes) diketatkan, deteksi dini karena jangan sampai masyarakat takut untuk dites karena takut dicovidkan atau mendapatkan stigma," katanya.

Dia melanjutkan, kondisi positivity rate Indonesia yaitu 0,6 persen. Padahal, organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) mensyaratkan positivity rate 5 persen.  "Artinya positivity rate Indonesia sudah sangat rendah. Pasti sangat sulit menemukan kasus positif (Covid-19)," katanya.

Namun, ia meminta kalau ditemukan kasus positif Covid-19 maka harus segera dikarantina, isolasi supaya tak jadi penyebaran. Ia menegaskan, penyebaran virus harus ditangani supaya tidak menyebar luas.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement