Jumat 22 Oct 2021 06:05 WIB

Sejumlah Pemkot di Belanda Sangkal Susupi Masjid

Surat kabar NRC melaporkan ada peneliti yang menyamar menjadi jamaah masjid.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah Pemkot di Belanda Sangkal Susupi Masjid
Foto: Onislam
Sejumlah Pemkot di Belanda Sangkal Susupi Masjid

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sejumlah pemerintah kotamadya di Belanda membantah melakukan penyusupan di masjid-masjid. Penyusupan termasuk menyelidiki administrator, imam dan mengumpulkan informasi latar belakang para pemimpin.

"Tidak ada penyelidikan rahasia di masjid-masjid di kotamadya Huizen, Hilversum, dan Gooise Meren," kata Pemerintah Kota Madya dilansir dari NL Times, Kamis (21/10).

Baca Juga

Dugaan adanya penyelidikan rahasia terhadap masjid-masjid ini pertama kali dipublikasikan di NRC pada Sabtu lalu. Surat kabar itu melaporkan ada peneliti yang menyamar menjadi jamaah masjid lalu mengunjungi organisasi Islam untuk mengumpulkan informasi sensitif tentang administrator, imam, dan guru setidaknya di 10 kota. 

Koordinator Nasional untuk Kontra-Terorisme dan Keamanan (NCTV) membayar penyelidikan tersebut. Dia juga menominasikan badan NTA untuk penyelidikan.

Huizen, Hilversum, dan Gooise Meren mengatakan NTA memetakan jaringan dalam komunitas Islam secara bertanggung jawab atas nama kotamadya dan ada alasan untuk itu. Pemerintah kota menyatakan penelitian dilakukan selama periode di mana ada banyak perhatian untuk terorisme dan radikalisasi.

"NTA meyakinkan kami mereka tidak melakukan kunjungan rahasia ke masjid-masjid dan bahwa orang-orang yang diwawancarai tahu mereka bekerja sama dalam penyelidikan kotamadya. Tidak ada pertanyaan tentang penyusupan, seperti yang dikatakan oleh NRC," kata ketiganya. 

Kotamadya Ede mengatakan dalam sebuah pernyataan sampai artikel itu diterbitkan di NRC, tidak pernah ada tanda operasi penyamaran oleh NTA di masjid di kotamadya itu. Ede tahu penyelidikan sedang dilakukan, tetapi itu akan melibatkan wawancara dengan orang-orang yang terlibat dalam komunitas Islam. 

"Para peneliti akan membuat diri mereka diketahui oleh mereka yang terlibat. Dewan akan menyelidiki apa yang terjadi," kata Ede. 

Ede juga punya alasan untuk menambah wawasan tentang polarisasi dan radikalisasi di tingkat lokal. Pemkot sendiri tidak memiliki keahlian untuk itu dan meminta NTA untuk melakukan investigasi. Kotamadya sudah berbicara dengan komunitas Islam tentang masalah ini pada Ahad.

"Kami memahami mereka melihat laporan itu sebagai pelanggaran privasi mereka. Kami menanggapi kekhawatiran dan pertanyaan dengan sangat serius," kata Ede.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement