Jumat 22 Oct 2021 09:50 WIB

Aset Bangsa, Pemerintah Diminta Beri Santri Perhatian Penuh

Santri di daerah sangat memerlukan dukungan pemerintah karena berbagai keterbatasan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Aset Bangsa, Pemerintah Diminta Beri Santri Perhatian Penuh. Ustadz Fadlan Garamatan
Foto: Republika TV/Wisnu Aji Prasetiyo
Aset Bangsa, Pemerintah Diminta Beri Santri Perhatian Penuh. Ustadz Fadlan Garamatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan hari santri menjadi pengingat perjuangan para ulama dan santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan di masa lampau. Kendati jasa besarnya diakui, pemerintah disebut belum memberi santri perhatian yang maksimal. 

Pendakwah asli Papua Muhammad Zaaf Fadlan Rabbani Al-Garamatan menyebut pemerintah seharusnya memberi santri perhatian maksimal. Hal ini karena para santri adalah aset berharga bangsa dalam menjaga semua nilai negara. 

Baca Juga

"Pemerintah harus mengambil santri menjadi aset negara dan estafet bangsa ke depan. Maka perhatian penuh itu penting. Jadi kalau atas nama pemerintah, jangan melihat sebelah mata tetapi harus secara keseluruhan, secara utuh dalam melihat mereka," jelas pendakwah yang biasa disebut Ustadz Fadlan Garamatan, Kamis (21/10).

Menurutnya, kondisi santri terutama di daerah sangat memerlukan dukungan pemerintah karena berbagai keterbatasan. "Kita lihat mereka itu ada yang pagi makan, siang tidak makan. Malam makan, pagi tidak makan. Padahal kalau kita mau lihat, mereka hidup untuk mengantar kehidupan bangsa ini menjaga ketuhanan yang maha esa," ujarnya. 

Selama ini, kata dia, santri merupakan garda terdepan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang memang sesuai dengan nilai NKRI. Mereka mengedukasi umat di berbagai tempat, dari pegunungan atau tempat terpencil. 

"Dorongan berupa asrama, fasilitas berupa gedung pendidikan, sarana prasarana, pendukung pendidikan dan juga biaya untuk mendorong guru atau ustadz itu. Mereka berhak karena berupaya mencerdaskan anak bangsa,"katanya.

Pada peringatan hari santri tahun ini, dia juga berpesan kepada para santri mau tampil dan berperan untuk maslahat masyarakat banyak. "Santri itu harus bangkit untuk tampil menjadi orang-orang beriman dan berintelektual yang menegakkan kebenaran sekaligus menjaga kedAlkhaledi Kurnialam

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement