REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sebuah laporan terbaru dari WeProtect Global Alliance menyebut, setengah dari anak berusia di bawah 18 tahun di Timur Tengah dan Afrika Utara mengalami pelecehan seksual daring. Penelitian ini dilakukan oleh gerakan global yang terdiri dari lebih dari 200 pemerintah, perusahaan sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil.
Dilansir dari Al Arabiya, Selasa (19/10), laporan ini didasarkan pada survei global terhadap lebih dari 5.000 anak-anak dan remaja di 54 negara antara Mei hingga Juni 2021. Mereka ditanyai tentang sejumlah faktor, termasuk keterpaparan mereka terhadap bahaya seksual daring hingga dikirimi konten seksual eksplisit dari orang dewasa yang tidak mereka kenal.
Penelitian menunjukkan skala eksploitasi dan pelecehan seksual anak secara daring meningkat dengan cepat sehingga langkah perubahan disebut sangat diperlukan. Hal ini termasuk respons global untuk menciptakan lingkungan daring yang aman bagi anak-anak.
WeProtect Global Alliance juga menemukan pandemi Covid-19 dan peningkatan jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak dan remaja di dunia maya telah menciptakan "badai sempurna" untuk kondisi ini. Hal ini yang memicu peningkatan eksploitasi dan pelecehan seksual anak di seluruh dunia.
Dalam dua tahun terakhir, pelaporan eksploitasi dan pelecehan seksual anak secara daring telah mencapai tingkat tertinggi. Ini dibuktikan dengan peningkatan insiden perawatan daring, volume materi pelecehan seksual anak yang tersedia secara daring, penyebaran materi seksual anak dan siaran langsung eksploitasi anak.