Jumat 22 Oct 2021 11:55 WIB

Bawang Meksiko Sebabkan Wabah Salmonella di 37 Wilayah AS

Bakteri Salmonela bersumber dari bawang impor.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Salmonella
Foto: Ars Technica
Salmonella

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 650 orang sakit di 37 negara bagian di Amerika Serikat terinfeksi bakteri Salmonella. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan wabah Salmonella terjadi karena bawang yang diimpor dari Chihuahua, Meksiko. 

 

Baca Juga

Gejala infeksi Salmonella termasuk diare, demam dan kram perut yang dimulai enam jam sampai enam hari setelah seseorang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri. Kebanyakan orang yang terinfeksi Salmonella sembuh dalam empat sampai tujuh hari tanpa pengobatan khusus. 

"Bawang diimpor dari Chihuahua, Meksiko dan didistribusikan oleh ProSource Inc. Bawang yang terkena mungkin memiliki stiker atau kemasan dengan nama distributor (ProSource Inc.) dan negara asal (Meksiko). Kami mendesak konsumen untuk membuang bawang merah, putih atau kuning utuh yang mereka miliki di rumah jika bawang tidak memiliki label atau kemasan yang menunjukkan sumbernya," kata CDC dalam pernyataannya dikutip dari livescience pada Jumat (22/10).

Sejauh ini pejabat kesehatan telah mengidentifikasi 652 kasus terkait dengan wabah tersebut. Dari orang-orang ini, 129 dirawat di rumah sakit. Tidak ada kematian yang dilaporkan.

Para pejabat mengatakan jumlah orang yang sakit akibat wabah itu kemungkinan jauh lebih tinggi sebagian karena banyak orang yang jatuh sakit dapat pulih tanpa diuji Salmonella.

Pejabat CDC pertama kali mengumumkan penyelidikan mereka terhadap wabah Salmonella pada 17 September tetapi pada saat itu sumbernya belum diidentifikasi.  Sekarang, para pejabat telah menunjuk bawang sebagai sumbernya.

"Kami wawancara dengan orang yang sakit dan 75 persen melaporkan makan bawang mentah atau hidangan dengan bawang mentah sebelum mereka jatuh sakit," kata CDC.

Menurut CDC, wawancara untuk investigasi penyakit bawaan makanan dilakukan berminggu-minggu setelah seseorang jatuh sakit. Ada kemungkinan tidak semua orang mengingat semua makanan yang mereka makan sebelum mereka sakit. Ini pula yang mungkin menjelaskan mengapa 25 persen orang tidak melaporkan makan  bawang setelah makan bawang. Selain itu, orang tidak selalu mengetahui semua bahan dalam makanan yang mereka makan.

Terlebih lagi, banyak orang yang sakit dilaporkan makan di restoran yang sama.  Ternyata ProSource memasok bawang ke banyak restoran ini.  Penyelidik juga mengidentifikasi strain spesifik Salmonella yang membuat orang sakit. Salmonella Oranienburg dalam cangkir bumbu yang berisi sisa daun ketumbar dan jeruk nipis yang diperoleh dari rumah orang yang sakit.  Orang tersebut melaporkan bahwa wadah itu juga berisi bawang tetapi tidak ada bawang yang tersisa.

"Kami masih menyelidiki apakah bawang atau pemasok tambahan terkait dengan wabah tersebut," kata CDC.

Diketahui, ProSource secara sukarela menarik kembali bawang yang terkena dampak.  Perusahaan mengatakan kepada pejabat kesehatan bahwa batch terakhir bawang yang diterima dari Meksiko diimpor pada 27 Agustus 2021. Bawang ini dapat bertahan hingga tiga bulan.

Anak-anak, orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah dari Salmonella. Gejala penyakit parah dapat mencakup demam lebih tinggi dari 102 derajat Fahrenheit atau 38,8 derajat Celcius, diare berdarah, muntah berlebihan dan dehidrasi. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement