REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Analis Timur Tengah Zvi Bar'el berpendapat Israel adalah koloni yang dikendalikan oleh perwakilan kekuatan pemukim yang mengabaikan hak-hak warga Palestina Israel dan mereka yang berada di wilayah pendudukan. Dia bahkan menjuluki kelompok itu sebagai milisi Yahudi.
Milisi Yahudi yang dimaksud adalah gerombolan pemukim yang perwakilannya telah duduk di pemerintahan, Knesset, dan Mahkamah Agung. "Tidak ada yang menyatakan perang terhadap milisi itu, tidak ada polisi yang bisa memasuki rumah mereka tanpa pemberitahuan, mereka tidak perlu mendapatkan senjata mereka dengan cara rahasia atau menyelundupkannya dari pangkalan IDF. Itu semua dilakukan dengan izin dan otoritas," ujar Zvi Bar'el
Zvi Bar'el menarik pada kasus Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Menteri Kehakiman Gideon Sa'ar menanggapi pembunuhan lebih dari 100 orang Arab di Israel tahun ini dalam kekerasan terkait geng. Bennett dan Sa'ar mengetahui sepenuhnya bahwa mereka memiliki titik buta tentang kekerasan yang dilakukan terhadap orang Arab di wilayah pendudukan oleh pejabat atas.
"Negara beretnis Yahudi menghembuskan pembunuhan orang Arab, pengabaian kriminal atas hak milik mereka, pencurian tanah sistematis, pelanggaran hak asasi manusia, milisi bersenjata independen yang menjalankan pedesaan dengan kekerasan, semua dengan dukungan dan di bawah naungan negara," ujar Zvi Bar'el dikutip dari middleeastmonitor.
Menurut Zvi Bar'el, setiap kemarahan Israel tentang keterlibatan badan keamanan internal Shin Bet dalam memerangi kejahatan di antara warga Arab Israel hanya sebuah ketakutan bahwa keputusan ini mungkin juga merugikan warga Yahudi Israel. "Jika ada orang di polisi atau Shin Bet membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa sekarang tangan yang lebih efektif dapat diambil terhadap mereka yang menembaki orang Palestina, mencabuti kebun zaitun mereka dan memukuli anak-anak di wilayah pendudukan," ujarnya.