REPUBLIKA.CO.ID, BRIDGETOWN -- Barbados telah memilih presiden pertamanya untuk menggantikan Ratu Elizabeth dari Inggris sebagai kepala negara. Dengan pemilihan presiden tersebut, maka Barbados mengganti sistem pemerintahan monarki yang berada di bawah Kerajaan Inggris menjadi republik.
Sandra Mason pada Rabu (20/10) malam terpilih sebagai presiden dengan dua pertiga suara dari sesi gabungan Dewan Majelis dan Senat. Ini adalah sebuah tonggak sejarah dalam jalan menuju negara republik.
Barbados adalah negara bekas jajahan Inggris yang memperoleh kemerdekaan pada 1966. Negara yang memiliki jumlah penduduk kurang dari 300 ribu itu telah lama mempertahankan hubungan dengan monarki Inggris. Namun seruan untuk kedaulatan penuh dan kepemimpinan dalam negeri telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Mason akan dilantik pada 30 November, bertepatan dengan peringatan 55 tahun kemerdekaan Barbados dari Inggris. Perdana Menteri Barbados Mia Mottley menyebut pemilihan presiden sebagai momen penting dalam perjalanan negara.
“Kami baru saja memilih seorang wanita yang unik dan penuh semangat, tidak berpura-pura menjadi apa pun (dan) mencerminkan nilai-nilai kami,” kata Mottley setelah pemilihan Mason dilansir Aljazirah, Jumat (22/10).
Mottley mengatakan keputusan negara itu untuk menjadi republik bukan kutukan atas masa lalu kolonial Inggris. Dia berharap Barbados dapat terus menjalin hubungan dengan Inggris meski telah berganti sistem pemerintahan.
"Kami berharap dapat melanjutkan hubungan dengan Kerajaan Inggris," ujar Mottley.
Wazim Mowla dari lembaga think-tank Atlantic Council mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pemilihan presiden dapat menguntungkan Barbados di dalam maupun di luar negeri. Langkah tersebut membuat Barbados menjadi pemain yang lebih sah dalam politik global. Pemilihan tersebut juga dapat berfungsi sebagai langkah pemersatu dan nasionalistik yang dapat menguntungkan kepemimpinan saat ini di dalam negeri.
“Pemimpin Karibia lainnya dan warganya kemungkinan akan memuji langkah itu, tetapi saya tidak berharap orang lain mengikutinya. Langkah ini dapat dipertimbangkan hanya jika demi kepentingan terbaik masing-masing negara," ujar Mowla.
Barbados diklaim oleh Inggris pada 1625. Bahkan negara Barbados disebut sebagai "Little England" karena kesetiaannya pada Inggris.
Barbados adalah tujuan wisata yang populer. Sebelum pandemi Covid-19, lebih dari satu juta turis mengunjungi Barbados per tahun. Barbados dikenal memiliki keindahan pantainya. Selain itu, Barbados juga terkenal sebagai tempat kelahiran penyanyi Rihanna, yang merupakan duta Barbados. Rihanna bertugas mempromosikan pendidikan, pariwisata, dan investasi Barbados.