REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini terus melakukan akselerasi pemberian vaksin Covid-19 di Indonesia yang menargetkan sasaran sekitar 208 juta jiwa. Kemudian, Kemenkes menyatakan kemungkinan pemberian penguat (booster) vaksin Covid-19 dosis ketiga tercepat bisa diberikan Maret 2022, namun sebelumnya harus melewati uji klinis.
"Mengenai booster dosis ketiga, kami fokus menyelesaikan sasaran vaksinasi Covid-19 dosis pertama dan kedua kepada seluruh sasaran sekitar 208 juta. Karena masih ada sekitar 48 persen (dari total target vaksinasi) yang belum mendapatkan dosis pertama dan 70 persen yang belum mendapatkan dosis kedua," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Jumat (22/10).
Menurutnya, mewujudkan pemberian vaksin pada 100 persen target sasaran vaksinasi jadi hal yang penting. Sebab, Kemenkes berkaca pada kasus di Inggris dan Israel yang cakupan vaksinasinya sudah tinggi ternyata masih bisa terjadi peningkatan kasus Covid-19.
Tentu Indonesia yang cakupan vaksinasinya masih belum 50 persen berpotensi mengalami peningkatan kasus Covid-19. Karena ingin menjangkau semua target sasaran vaksin, dia menambahkan, saat ini Kemenkes belum berencana memberikan booster vaksin Covid-19 dosis ketiga untuk masyarakat umum.
Kemenkes menyadari studi ilmiah yang mengatakan kemampuan vaksin Covid-19 akan turun secara alami, kemudian adanya varian baru juga menyebabkan efikasi vaksin juga berkurang.
"Jadi, kondisi inilah yang menyebabkan booster vaksin Covid-19 paling cepat Maret 2022, karena sudah hampir setahun mendapatkan vaksinasi Covid-19. Ini juga sambil menunggu uji klinis tentang pemberian (booster) vaksinasi dosis ketiga," katanya.
Hingga kini, dia melanjutkan, Kemenkes belum mengetahui apakah jenis booster vaksinnya yang diberikan sama, berbeda, hingga berapa lama jarak waktu penyuntikan dosis pertama atau kedua. Nadia mengakui, hal-hal terkait ini sedang dibahas dan segera dimatangkan.
Lebih lanjut, ia mengakui, pekerjaan rumah untuk mengalahkan Covid-19 masih panjang dan butuh peran semua pihak. "Karena prinsipnya Covid-19 bisa dikalahkan kalau bergotong royong, sama-sama membentuk benteng, pagar terhadap Covid-19 dengan vaksin," katanya.
Sebab, dia menjelaskan kalau masih ada orang yang belum divaksin maka ia memungkinkan untuk menjadi sumber penularan virus di dalam masyarakat. Sehingga, ia menegaskan yang jadi penting adalah kebersamaan semua pihak.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook