REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPP PDI Perjuangan (PDIP) ikut bergembira memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2021. Dialog hybrid pun digelar langsung dari studio DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan hadirnya Hari Santri di era kepemimpinan Presiden Jokowi memiliki makna tersendiri bagi PDIP.
“Pak Jokowi menunaikan harapan para pendiri bangsa agar antara nasionalisme dan islam, antara golongan nasionalis dan islam itu bersatu padu untuk menjaga mempertahankan republik Indonesia yang kita cintai ini,” kata Basarah dalam peringatan Hari Santri PDIP yang disiarkan melalui Youtube PDIP, Jumat (22/10).
Dijelaskan Basarah, sejarah hari santri berawal dari kampanye Pilpres 2014. Saat itu, telatnya di 27 Juni 2014, ia mengajak Jokowi ke Pesantren Babussalam Malang, Jawa Timur.
Di situ, Jokowi bertemu dengan KH Thoriq bin Ziyad, Jokowi lalu ditawarkan kontrak politik yang memang sebelumnya telah dibicarakan PDIP dan Jokowi, kontrak politik itu adalah membuat peringatan Hari Santri Nasional.
“Pak Jokowi memenuhi permintaan KH Thoriq Bin Ziyad dan para alim ulama yang hadir di pesantren Babussalam itu, di akhir pidato kampanyenya 27 Juni 2014 itu Pak Jokowi menyatakan insya Allah kalau saya terpilih saya akan menetapkan Hari Santri Nasional lalu kemudian beliau menandatangani kontrak politik itu dan alhamdulillah ketika beliau terpilih di 2015 tepatnya di 22 Oktober 2015 beliau kemudian secara resmi mengumumkan mengeluarkan Keppres No 22 Tahun 2015 yang menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional,” beber Wakil Ketua MPR ini.