Jumat 22 Oct 2021 22:44 WIB

Pesan Pimpinan Pondok Modern Gontor di Hari Santri Nasional 

Pimpinan Pesantren Gontor ingatkan tugas dan tanggung jawab santri

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Pimpinan Pesantren Gontor ingatkan tugas dan tanggung jawab santri. Ilustrasi santri
Foto: EPA/Fully Handoyo
Pimpinan Pesantren Gontor ingatkan tugas dan tanggung jawab santri. Ilustrasi santri

REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO— Kiprah santri dari berbagai pondok pesantren telah diakui secara luas oleh masyarakat Indonesia. Adanya peringatan hari santri nasional seakan ingin menegaskan peran penting santri dalam perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan kedaulatan negara hingga kini. 

Bertepatan dengan Hari Santri Nasional, salah seorang pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), KH Amal Fathullah Zarkasyi, menyampaikan pesan kepada para santri, terutama yang pernah mengenyam pendidikan di Gontor. 

Baca Juga

Dia berharap agar santri tetap berpegang teguh pada nilai Islam dan pesantren. “Konsekuen dan istiqamah terhadap ajaran Islam dan ajaran pondok, karena dia membawa nama baik pondok juga. Yang pokok itu, di manapun kita berada, fi ayyi ardhin taqa’ anta mas’ulun an Islamiha (di manapun kamu berpijak, maka kamu bertanggungjawab atas keislamannya),” jelas Kiai Amal kepada Republika.co.id, Jumat (22/10). 

Menurutnya, sebagai pendidik dia mengetahui ada beragam profesi yang dijalani para santri setelah lulus dari pesantren. Beberapa orang yang tidak istiqamah akan terjerumus ke dalam aktivitas yang tidak sejalan dengan nilai Islam dan pondok. 

“Itu berarti tidak istiqamah. Kalau ditanya cari apa di sana, pasti jawabannya cari pengalaman. Pengalaman itu yang baik, bukan yang tidak baik,” tuturnya. 

Kyai Amal juga menuturkan, seorang santri haruslah yang memberikan dampak positif bagi orang lain, bukan yang terbawa dengan nilai-nilai selain Islam. “Umumnya orang itu katut (terbawa), jadi bukan yang mewarnai, malah diwarnai akhirnya,” katanya. 

Dia berpesan agar para santri tidak tergiur dengan profesi atau posisi tinggi yang sebenarnya akan membuatnya jauh dari ajaran agama. 

Menurutnya, menjalani sebuah aktivitas yang terpenting adalah keteguhan dalam memegang ajaran Islam. “Yang pokok itu pesan saya, di manapun berada, posisi itu tidak penting. Yang penting itu istiqamahnya,” jelasnya.   

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement