REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan peta jalan transformasi digital di sektor kesehatan hingga 2024 dimana di dalamnya terdapat peranan pemanfaatan teknologi untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan (telehealth) dalam membantu mewujudkan layanan kesehatan yang merata dan inklusif. Bahkan, Kemenkes telah membentuk Digital Transformation Office dalam rangka mempersiapkan masa depan sistem kesehatan di Indonesia.
“Dalam beberapa tahun kedepan, masyarakat diharapkan bisa mengakses layanan kesehatan digital mulai dari dalam kandungan hingga menghadapi kondisi kritis, dimana semua rekam medis akan terintegrasi pada satu sistem, sehingga masing-masing orang nantinya akan memiliki personal health record. Teknologi seperti telehealth ini tidak hanya membantu para dokter meningkatkan skill, namun juga memperluas jangkauan layanannya," kata Chief Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji saat diskusi terkait masa depan ekosistem kesehatan masa depan bersama Kemenkes dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam menyambut Hari Dokter Nasional yang akan jatuh pada 24 Oktober, Jumat (22/10).
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum PB IDI Daeng M. Faqih mengatakan, sejak awal pandemi, IDI terus menghimbau para dokter untuk mengurangi praktik tatap muka, namun pelayanan pasien harus tetap berjalan dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
"Layanan telemedis ini sangat luar biasa perkembangan dan manfaatnya, termasuk dalam mempercepat layanan vaksinasi hingga membuka akses pelayanan isolasi mandiri (isoman)," katanya.
Tanpa bantuan teknologi, dia melanjutkan, hal ini hampir mustahil dikerjakan, apalagi dengan pasien COVID-19 yang banyak, tenaga kesehatan terbatas, dan fasilitas RS yang serba kekurangan. Indonesia juga wilayahnya sangat luas, sehingga akses kesehatan harus dibuka selebar-lebarnya, dan telemedis adalah jawabannya.
Di tengah kebutuhan kesehatan yang meningkat signifikan selama pandemi, ia mengutip data dari IDI yang menyebutkan bahwa terdapat 730 dokter yang gugur dalam peperangan melawan pandemi ini (data per September 2021). Untuk itu, teknologi diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban untuk memberikan wadah konsultasi kesehatan yang lebih aman, baik bagi dokter maupun pasien.