Sabtu 23 Oct 2021 09:14 WIB

Upaya Muslim Inggris Tutupi Kesenjangan Kesehatan

Komunitas Muslim di Inggris jalankan program akses kesehatan

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Komunitas Muslim di Inggris jalankan program akses kesehatan. Ilustrasi bendera Inggris
Foto: Andi Rain/EPA-EFE
Komunitas Muslim di Inggris jalankan program akses kesehatan. Ilustrasi bendera Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Maqsood Ahmad, Kepala Eksekutif British Muslim Heritage Centre menjelaskan bagaimana proyek kerjasama NHS England dan NHS Improvement and Diabetes UK telah membantu melatih para imam dan tokoh berpengaruh di komunitas Muslim Greater Manchester untuk menyebarkan pesan tentang pencegahan diabetes tipe 2.

Ahmad bergabung dengan British Muslim Heritage Centre pada April 2019, sebelumnya bekerja di Kemitraan Perawatan Kesehatan dan Sosial Greater Manchester. Sebagai seorang Muslim yang memiliki latar belakang di bidang kesehatan, Ahmad memiliki komitmen untuk mengurangi kesenjangan kesehatan di komunitas Muslim. 

Baca Juga

Menurut survei, orang Asia Selatan lebih mungkin menderita diabetes tipe 2 dibandingkan dengan kelompok lain. Tetapi banyak orang Asia Selatan sendiri tidak menyadari fakta ini, tidak menyadari tanda dan gejala diabetes atau bagaimana mencegah diabetes berkembang. 

“Kami memulai gerakan ini dengan bertemu dengan komunitas Muslim kami, tepat sebelum penguncian, melalui Seminar Penanggulangan Diabetes, yang kami adakan, mengundang 80 orang dari komunitas Asia Selatan, Pakistan dan Bangladesh,” kata Ahmad yang dikutip di NHS, Jumat (22/10).  

“Apa yang kami pelajari adalah bahwa ada keinginan dari komunitas ini untuk belajar lebih banyak tentang diabetes tetapi dengan cara yang berarti bagi kami dan disampaikan dengan cara yang dapat diakses,” ujarnya menambahkan. 

Dia mengatakan, untuk menjangkau lebih banyak Muslim, dia berinisiasi untuk menggandeng para pemuka Muslim, mulai dari imam, pendakwah, dan aktivis agama. “Itu (ide) berasal dari pengalaman saya bahwa ibu saya akan mendengarkan Imam daripada saya!” ujarnya. 

“Maka bersama dengan Yvonne Brown dari Diabetes UK, didanai Program Diabetes di NHSEI, Proyek Diabetes Muslim Greater Manchester lahir,” sambungnya. 

Proyek ini menjangkau Muslim melalui influencer komunitas seperti manajer wanita terkemuka, imam dan manajer pusat komunitas budaya yang menggunakan ajaran para nabi untuk memfasilitasi perubahan gaya hidup positif dan meningkatkan kesadaran pentingnya kesehatan dan kesejahteraan.

Ada banyak hal positif yang keluar dari proyek ini, salah satunya adalah berdirinya jaringan imam besar Machester yang bertugas membantu menyebarkan pesan kunci pencegahan diabetes. 

Pesan ini dikembangkan bersama para imam dan aktivis untuk menghasilkan lebih banyak narasi khutbah dengan beragam versi bahasa, mulai dari Bahasa Inggris, Bengali, dan Urdu, merujuk pada ajaran Alquran dan sunnah Rasulullah SAW. 

Sebanyak 49 orang 25 perempuan dan 24 laki-laki dilatih sebagai pelatih, yang akan didukung untuk menggelar pelatihan ke komunitas Muslim di Greater Manchester. Pelatihan dilakukan dalam bahasa Bengali dan Urdu yang menargetkan orang tua yang kesulitan berbahasa Inggris.

“Saat proyek berjalan selama pandemi, kami menggunakan platform digital. Cara kerja yang baru menjadi tantangan tersendiri terutama bagi komunitas Muslim sepuh yang belum terbiasa menggunakan Zoom, namun kami telah memberikan pelatihan agar mereka dapat berpartisipasi,” kata Ahmad. 

“Pandemi adalah kesempatan untuk terlibat dengan komunitas Muslim secara berbeda dan meningkatkan keterampilan dan pengalaman mereka untuk menggunakan sarana digital,” ujarnya menambahkan. 

Langkah selanjutnya adalah mendapatkan sumber daya untuk mempertahankan dan melanjutkan proyek dan mekanisme pengiriman ke fase berikutnya untuk mengatasi lebih lanjut ketidaksetaraan kesehatan yang berfokus pada pencegahan dan kesejahteraan dan kondisi jangka panjang lainnya (stroke, CVD, kesehatan mental) yang berdampak pada diabetes, tambahnya. 

 

Sumber: england 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement