REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Penjualan ritel di Inggris turun untuk bulan kelima berturut-turut pada September 2021. Meskipun pembatasan pandemi Covid-19 mulai berkurang, masih sedikit masyarakat yang mengunjungi toko.
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mencatat penjualan turun 0,2 persen pada September 2021. Angka tersebut menyusul penurunan 0,6 persen pada Agustus 2021.
Toko nonmakanan dipastikan paling terpukul penjualannya karena pelanggan membeli lebih sedikit barang rumah tangga dan furnitur. Sebaliknya, penjualan bahan bakar naik 2,9 persen karena didorong oleh lonjakan permintaan.
Direktur statistik ekonomi di ONS Darren Morgan mengatakan, barang-barang rumah tangga adalah pendorong utama penurunan pada bulan ini. "Ini dengan penurunan hampir 10 persen, sementara penjualan makanan naik kembali setelah jatuh bulan lalu," kata Morgan dikutip dari BBC, Jumat (21/10).
Morgan menambahkan, penjualan bensin melebihi tingkat sebelum pandemi untuk pertama kalinya pada September 2021. SPBU melaporkan penjualan yang kuat selama sepekan terakhir setelah peringatan atas masalah pengiriman karena kekurangan pengemudi truk.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Konsorsium Ritel Inggris (BRC) Helen Dickinson mengatakan, pemilik toko akan khawatir dengan penurunan penjualan menjelang periode perdagangan utama Natal 2021. "Demi pemulihan ekonomi Inggris, sangat penting bahwa penjualan ritel bangkit kembali saat kita mendekati musim perayaan," ujar Dickinson.
Dickinson menuturkan, terdapat kekurangan tenaga kerja di seluruh rantai pasokan, gudang, dan pabrik. Hal tersebut memberikan tekanan pada pengecer menjelang musim perayaan.