UMS Terima Hibah Transfer Kredit Internasional Rp 200 Juta
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Gedung Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). | Foto: Humas UMS
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UNS) memperoleh hibah Transfer Kredit Internasional/International Credit Transfer (ICT) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk ketiga kalinya. Tahun ini UMS memperoleh pendanaan lebih dari Rp 200 juta untuk kegiatan ICT.
Program Transfer Kredit Internasional merupakan proses pengakuan terhadap beban studi dan capaian pembelajaran yang telah diperoleh seorang mahasiswa dari perguruan tinggi mitra di luar negeri. Program tersebut merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk memfasilitasi mahasiswa dalam menambah kompetensi melalui program studi lain atau perguruan tinggi lain di luar negeri.
Wakil Rektor V UMS, Supriyono, mengatakan, dengan diterimanya hibah ICT, maka UMS memfasilitasi 10 mahasiswanya ke tiga negara yakni, Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia.
"Kami bersyukur, UMS semakin mendapat kepercayaan dari pemerintah. Dari sebelumnya kami berangkatkan dua mahasiswa, kemudian tujuh orang, tahun ke tiga ini bisa 10 orang," kata Supriyono seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (22/10) malam.
Pada Jumat, UMS menerima kunjungan dari perwakilan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbud Ristek, yakni Heru Keswara dan Didi Suwito, serta tim monitoring dan evaluasi (Monev) yang diwakili Ida Puspita dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Kedatangan perwakilan Belmawa dan tim Monev untuk memantau penerima hibah ICT.
Ketiganya diterima Wakil Rektor Supriyono, serta Kabid Studens Mobility and Hospitaly Nur Amalia Rais beserta staf, pengelola prodi dan mahasiswa yang akan diberangkatkan ke luar negeri.
"Insya Allah, semua berjalan lancar. Segala keperluan mahasiswa yang akan belajar ke luar negeri, akan disiapkan secara matang, termasuk bahasa," jelas Nur Amalia.
Menurut Nur Amalia, kegiatan ICT telah terselenggara dengan sangat baik. Hal itu terbukti dari peningkatan produktivitas kerja sama yang terjalin. Misalnya dari Universiti Malaysia Sabah yang tahun sebelumnya hanya mengirimkan 65 mahasiswa ke UMS, tahun ini menjadi lebih dari 80 mahasiswa yang mengikuti kegiatan virtual inbound ke UMS.
"Jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan virtual inbound meningkat. Ini menjadi indikasi, kahadiran ICT sangat positif," pungkas Nur Amalia.