REPUBLIKA.CO.ID, TAPACHULA -- Dua ribu imigran berjalan kaki di kota selatan Meksiko di mana mereka terjebak selama berbulan-bulan. Imigran yang sebagian besar dari negara-negara Amerika Tengah itu berjalan ke arah perbatasan Amerika Serikat (AS).
Mereka mendorong barisan polisi negara bagian yang mencoba menghentikan mereka. Sempat terjadi aksi saling dorong dan seorang anak kecil terluka kepalanya. Tapi imigran melanjutkan perjalanan mereka.
Mereka berhasil berjalan beberapa kilometer ke arah desa Alvaro Obregon sebelum bermalam di sebuah lapangan baseball. Salah seorang imigran dari Honduras, Jose Antonio mengatakan ia berada di Tapachula selama dua bulan untuk menunggu jawaban atas pengajuan visanya.
"Mereka memberitahu saya harus menunggu karena pengajuan penuh, tidak ada pekerjaan di sana (Tapachula) jadi karena kebutuhan saya bergabung dengan kelompok ini," kata laki-laki yang tidak ingin menyebutkan nama belakangnya, Ahad (24/10).
Ia berharap dapat tiba di kota sebelah utara Monterrey untuk mendapatkan pekerjaan. "Kami terus berjalan dari hari ke hari, sejauh yang kami bisa," kata pekerja konstruksi itu.
Pada awal tahun ini polisi, agen imigrasi dan Garda Nasional sudah berusaha menahan gelombang imigran. Puluhan ribu imigran dari Honduras, El Salvador dan Haiti sudah menunggu di Tapachula untuk memproses dokumen suaka dan pengungsi yang memungkinkan mereka tiba di AS.
Tidak seperti gelombang imigran sebelumnya, gerakan imigran di Tapachula kali ini tidak diikuti imigran dari Haiti. Ribuan imigran dari negara itu tiba di perbatasan AS di Del Rio, Texas bulan September lalu.
Pada bulan Agustus pasukan Garda Nasional yang dilengkapi peralatan anti huru-hara menahan ratusan warga Haiti, Kuba dan Amerika Tengah yang hendak berjalan di jalan tol dari Tapachula.
Meksiko kewajiban imigran mengajukan visa kemanusiaan atas suaka agar tetap bisa tinggal di negara bagian Chiapas yang berbatasan dengan Guatemala, agar kasus mereka diproses.
Bulan Januari lalu gelombang imigran dari Honduras bergerak ke arah Meksiko tapi ditahan sebelum menyeberang Guatemala. Gelombang imigran kali ini mengingatkan gelombang imigran yang menyeberangi Meksiko tahun 2018 dan 2019.