Ahad 24 Oct 2021 12:46 WIB

Banyak Santri Jadi Pejabat, tak Terbayangkan pada 1970-an

Sekarang sudah banyak jabatan yang bisa diduduki oleh kaum santri.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Mas Alamil Huda
Menko Polhukam Mahfud MD.
Foto: ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO
Menko Polhukam Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, dalam beberapa dekade terakhir, mobilitas kaum santri berjalan cepat dan positif di Indonesia. Posisi-posisi yang sampai tahun 1970-an sulit diduduki dan tidak terbayangkan bisa diduduki oleh lulusan pesantren, sekarang sudah banyak yang bisa diduduki oleh kaum santri.

Hal itu Mahfud sampaikan pada acara silaturahim dengan rektor, guru besar, senat akademik, dan dekan di Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu (23/10).

“Lihatlah sekarang ini, orang yang lulusan pesantren seperti Profesor Mohammad Nasih bisa jadi Rektor Unair. Lihat juga para wakil rektor dan guru besar yang ada di sini, banyak yang berlatar belakang santri,” kata Mahfud dalam keterangan tertulis resminya di Jakarta, Ahad (24/10).

Menurutnya, jika kata santri tidak hanya dikaitkan dengan orang yang lulus dari pondok pesantren, tetapi dinisbatkan kepada orang-orang Islam yang rajin melaksanakan ajaran agamanya, maka mobilitas vertikal itu menjadi tampak lebih besar. “Di kabinet sekarang saja, misalnya, banyak menteri dan pejabat setingkat menteri yang taat beribadah tanpa ragu atau malu untuk melaksanakannya,” tegas Mahfud.

Ia menuturkan, yang tak terbayangkan pada awal tahun 1970-an, ternyata santri-santri sekarang sudah merangsek ke berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Mahfud mengatakan, kini banyak yang menjadi profesor, perwira tinggi TNI dan Polri, dokter, insinyur, ahli hukum, politisi, hingga birokrat.

Dalam kesempatan itu, Mahfud juga berpesan agar kaum santri tetap merawat NKRI dengan moderasi beragama atau Wasathiyyah Islam. "Di Indonesia yang merdeka berdasarkan Pancasila, kaum santri harus terus berprestasi membangun bangsa dengan penuh persaudaraan dan toleransi sesuai dengan ideologi Pancasila," tutur Mahfud yang juga lulusan Ponpes Almardhiyyah di Pamekasan, Madura.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَاٰتَيْنٰهُ الْاِنْجِيْلَ ەۙ وَجَعَلْنَا فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ رَأْفَةً وَّرَحْمَةً ۗوَرَهْبَانِيَّةَ ِۨابْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنٰهَا عَلَيْهِمْ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ رِضْوَانِ اللّٰهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا ۚفَاٰتَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْهُمْ اَجْرَهُمْ ۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya. Mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka (yang Kami wajibkan hanyalah) mencari keridaan Allah, tetapi tidak mereka pelihara dengan semestinya. Maka kepada orang-orang yang beriman di antara mereka Kami berikan pahalanya, dan banyak di antara mereka yang fasik.

(QS. Al-Hadid ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement