REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat dalam kondisi terpuruk, setiap orang menemukan caranya sendiri untuk bangkit kembali.
Hal ini juga yang dilakukan ustadz kondang dan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran Ustadz Yusuf Mansur (UYM). Saat dalam kondiri jatuh, dia mengingat surat Shad ayat 35:
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لَّا يَنْۢبَغِيْ لِاَحَدٍ مِّنْۢ بَعْدِيْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ "Dia berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaoemberi.”
“Belajar dari Nabi Sulaiman, ketika jatuh, kekuasaan dia hilang, dia bisa menjaga narasi. Sedangkan kita sudah hancur, jatuh, mental runtuh,” kata UYM dalam Peresmian Masjid Ainul Hikmah, Rangkaian Hari Ulang Tahun Partai Golkar ke-57, Ahad, (24/10).
UYM mengatakan ayat itu menjadi motivasinya saat ia berada dalam kondisi terpuruk, pada 1999 lalu. Kala itu, dia baru saja keluar dari penjara dan bertekad untuk berubah, menjadi pribadi yang lebih baik.
Semalam sebelum pergi ke Universitas Negeri Syarif Hidyatullah (UIN) untuk daftar ulang, dia sudah berdoa dan membaca berbagai surat.
“Saya membaca surat Yasin malamnya. Besoknya saat saya mau daftar ulang, saya malah didrop out (DO),” ujar dia.
Di sepanjang jalan, UYM menangis mengingat sang ibu. Saat mengangkat kedua tangannya, dia malah mengingat ayat 35 surat Shad.
“Saya ganti doa, saya minta kampus sendiri. Tiba-tiba saya melihat ibu saya. Atas izin Allah dari 1999 sampai 2005, punya dua kampus, di Jakarta Barat dan Jakarta Timur,” tambahnya.