REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Mantan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili yang melakukan aksi mogok makan menerima transfusi darah. Kantor berita Rusia, Interfax melaporkan Saakashvili yang berada dalam tahanan itu dalam kondisi stabil.
Politisi pro-Barat tersebut ditangkap saat pulang ke Georgia setelah tinggal di pengasingan selama bertahun-tahun. Ia mendeklarasikan aksi mogok makan pada 1 Oktober lalu.
Ia divonis enam tahun penjara setelah dinyatakan bersalah in absentia pada tahun 2018 atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan menyembunyikan bukti saat masih jadi presiden. Ia menolak dakwaan tersebut dengan alasan bermotif politik.
"Salah satu parameter tes darah Saakashvili sehingga dokter penjara setempat dan tim ambulan membantunya dengan transfusi dan setelah itu kondisi Saakashvili stabil," kata dokter Saakashvili, Nikoloz Kipshidze seperti dikutip Interfax, Sabtu (23/10).
Kipshidze yakin Saakashvili harus dipindahkan ke rumah sakit kota. "(Sebab) krisis dapat terjadi dan akan sulit diatasi rumah sakit penjara," tambahnya.