REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Deretan pohon mangga tertanam rapi membentuk barisan di pematang kebun Mangoe Center, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Ahad (24/10). Kebun itu terletak di dalam kompleks perumahan Bumi Patra Pertamina Balongan. Ada 600 batang pohon mangga di kebun seluas 4,5 hektare tersebut.
Pohon-pohon mangga itu sedang berbuah. Namun dengan umurnya yang baru memasuki tahun ketiga, pohon itu terhitung baru belajar berbuah. Karenanya, buah-buah yang berjuntai di setiap pohonnya belum terlalu banyak, hanya di kisaran lima sampai sepuluh buah.
Di tengah hamparan kebun, seorang pria paruh baya, Tama (50), terlihat sedang membungkusi mangga di salah satu pohon dengan menggunakan cover bag fruit atau kertas UV. Buah mangga dibungkusinya satu per satu.
‘’Buah yang sudah terkena lalat itu jangan dibungkus, Pak, biarkan saja. Bungkusi buah yang masih mulus saja,’’ kata Erwin Wiguna, seorang praktisi mangga yang menjadi tenaga ahli di Mangoe Center, yang sedari tadi mendampingi Tama.
Di pohon yang sedang dihadapi Tama, ada delapan buah yang berjuntai. Salah satunya terlihat tak lagi mulus. Ada noda hitam dengan diameter satu centimeter di tengah buah.
‘’Yang hitam itu tandanya sudah kena lalat buah,’’ terang Erwin.
Untuk itulah, pembungkusan buah menjadi penting untuk dilakukan dan tidak boleh terlambat waktunya. Buah harus sudah dibungkusi saat baru berukuran sebesar telur asin.
Selain mencegah serangan lalat buah dan hama lainnya, seperti ulat dan kelelawar, pembungkusan juga bertujuan agar buah cepat matang. Buah sebesar telur asin yang telah dibungkus, bisa dipanen dua bulan kemudian.
Selain itu, pembungkusan juga dimaksudkan untuk membuat warna buah menjadi lebih cerah.
Erwin lantas membuka salah satu buah mangga yang telah dibungkus beberapa waktu yang lalu. Buah itu berwarna kuning kemerahan pada bagian pangkalnya dan hijau pada ujungnya. Bentuknya bundar dengan bobot sekitar 800 gram. Jika sudah matang sempurna, bobotnya bisa mencapai satu hingga dua kilogram (kg) per buah.
Dari segi rasa, meski ada sedikit asamnya, mangga itu memiliki rasa manis yang menonjol. Baunya harum, dagingnya tebal dan bertekstur lembut tanpa serat, serta bijinya kecil.
‘’Ini adalah varietas mangga agrimania, asli Indramayu. Semua pohon mangga yang ditanam di Mangoe Center ini variestasnya agrimania,’’ tukas Erwin.
Keberadaan agrimania semakin melengkapi kekayaan varietas mangga yang tumbuh di Kabupaten Indramayu, seperti gedong gincu, harum manis, cengkir, golek dan manalagi. Dengan produksi yang berlimpah dan rasa buah mangganya yang lebih unggul dibanding daerah lain, Kabupaten Indramayu sejak lama dikenal sebagai kota mangga.
Agrimania pertama kali dikembangkan oleh penangkar benih lokal asal Desa Nunuk, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, H Urip. Ditemui terpisah, dia menjelaskan, bibit agrimania tersebut bersumber dari sebuah pohon induk, yang ditanam orang tuanya pada 1992 silam.
Orang tuanya dulu menanam biji mangga, yang diperkirakan adalah biji mangga Gedong Gincu. Tanpa diketahui penyebabnya, biji itu tumbuh dengan mengalami penyimpangan, hingga menghasilkan pohon mangga dengan varietas baru.
‘’Saya beri nama agrimania,’’ terang Urip kepada Republika.
Dari pohon induk agrimania itu, Urip melakukan perbanyakan bibit dengan sistem okulasi mulai 2011 hingga kini. Dia pun melakukan penanaman agrimania di lahan seluas 2,5 hektare miliknya di Agrowisata Agrimania Blok Situbolang, Desa Jatisura, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu.
Urip juga mengikutsertakan mangga agrimania dalam lomba Buah Unggul Nusantara pada 2014 dan menjadi juara pertama.
Urip pun telah mengantongi sertifikasi benih mangga agrimania dari Balai Pengawasan dan Sertikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sejak 7 Agustus 2019. Sertifikasi itu bernomor register 125/A.Mg/2018/JBT.3/ii/1/2019 sd 125/A.Mg/2018/JBT.3/ii/65/2019 .
‘’Mangga agrimania tersertifikasi sebagai varietas unggul baru asli Indramayu,’’ tegas Urip.
Agrimania dijual dengan harga Rp 40 ribu – Rp 50 ribu per kg di tingkat petani. Sedangkan di supermarket, agrimania dihargai Rp 80 ribu – Rp 100 ribu per kg untuk grade A dan Rp 60 ribu untuk grade B.
‘'Dengan harga sebesar itu, maka agrimania ini jadi mangga termahal di Indonesia. Karena bisa saja satu kilogram itu hanya dapat satu buah, bahkan ada yang mencapai 2,1 kg per buah,'' terang Urip.
Melihat semua keunggulan yang dimiliki agrimania, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balongan, atau yang dulu dikenal Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan, menggandeng Urip untuk mengembangkan penanaman mangga agrimania.
PT KPI Unit Balongan pun melibatkan mitra binaan mereka, yang tergabung dalam kelompok Wong Tani Ceblok (WTC). Lahan tidur di dalam kompleks perumahan Bumi Patra Pertamina Balongan pun disulap menjadi kebun mangga yang kini dinamai Mango Center.
Kegiatan penanaman agrimania dilakukan selama empat hari, yakni 9 – 12 April 2018. Seluruh bibit mangga itu didatangkan oleh PT KPI Unit Balongan dari kebunmilik Urip. Dalam penanamannya, diterapkan teknik Ultra Hight Density Plantation (UHDP). Dengan teknik itu, pohon ditanam dengan jarak cukup rapat, yakni 5 X 10 meter. Sedangkan teknik konvensional, jarak penanaman pohon biasanya 10 X 10 meter.
Melalui program corporate sosial responsibility (CSR)-nya, perusahaan pelat merah itu terus mendampingi kelompok WTC. Selain penanaman di awal, pendampingan juga dilakukan selama masa perawatan pohon hingga panen, termasuk pemasarannya.
Ada 13 orang anggota kelompok WTC. Mereka tinggal tak jauh dari kompleks Perumahan Bumi Patra Balongan. Latar belakang pekerjaan mereka sebagian besar adalah kuli bangunan maupun buruh serabutan. Untuk itulah Pertamina mendatangkan praktisi mangga yang menjadi tenaga ahli di Mango Center.
‘’Kami terus dilatih dan dibimbing untuk menjadi petani mangga yang handal,’’ ujar Nurmelodi (52), ketua dari kelompok WTC.
Nurmelodi menjelaskan, pohon mangga agrimania membutuhkan perawatan ekstra agar hasil panen bisa menghasilkan buah grade A. Selain pembungkusan buah, perawatan penting lain yang harus diperhatikan adalah pemupukan.
Dalam pemupukan, digunakan unsur makro Nitrogen (N), Phosphat (P) dan Kalium (K). Ada juga unsur mikro pupuk, seperti Boron dan Kalsium.
Untuk pemupukan itu, kelompok WTC mengandalkan pupuk organik. Mereka membuatnya sendiri dari pupuk kandang dicampur kecambah dan bakaran jerami. Jerami itu diperoleh dari tanaman padi yang juga mereka tanam di Mango Center, dengan sistem tumpang sari.
Kelompok WTC juga harus memastikan penyiraman dilakukan terhadap pohon agrimania, terutama saat musim kemarau. Untuk penyiraman itu, Pertamina membantu penyedotan air dengan menyediakan solar cell yang ramah lingkungan.
‘’Pohon pun harus dilakukan pemangkasan agar tingginya tetap di kisaran tiga meter saja. Itu untuk memudahkan pemeliharaan pohon, mengurangi hama penyakit dan meningkatkan kualitas buah,’’ terang Nurmelodi.
Nurmelodi mengakui, pohon-pohon mangga itu menjadi incaran banyak hama, terutama kutu kebul, kupu putih, ulat dan lalat buah. Untuk membasminya, dilakukan penyemprotan pestisida, yang terakhir kali dilakukan pada Jumat (15/10).
Dengan semua perawatan itu, pohon mangga di Mangoe Center bahkan sudah mulai berbuah di tahun pertamanya. Meski dalam panen perdana pada 2019 itu, hasil yang dipanen masih sedikit, yakni 200 kg.
Di tahun kedua, hasil panen semakin meningkat menjadi 550 kg. Sedangkan di tahun ini, panen ditargetkan mencapai satu ton. Sedangkan untuk hasil panen yang maksimal, diperkirakan baru bisa tercapai setelah usia pohon diatas lima tahun.
‘’Kami optimis target panen ini bisa tercapai,’’ tukas Nurmelodi.
Musim panen mangga agrimania berlangsung pada September sampai November. Panen juga terjadi pada Maret – Juni karena mangga agrimania bisa berbuah sepanjang tahun (off season). Namun, jika di luar musimnya, hasil panen tidak terlalu banyak.
Nurmelodi mengatakan, keberadaan kebun mangga agrimania itu telah membantu meningkatkan perekonomian para anggota kelompoknya. Apalagi, mereka juga diijinkan menanam padi di lahan tersebut dan tetap bisa bekerja sebagai kuli di tempat lain.
‘’Kami jadi bisa memperoleh penghasilan tambahan,’’ tutur Nurmelodi.
Hal itu sejalan dengan harapan PT KPI Unit Balongan. Dengan menggulirkan program itu, mereka berharap bisa meningkatkan perekonomian petani binaan mereka.
‘’Mangga agrimania ini prospeknya bagus, produksinya tinggi, cepat panen dan harga di pasarannya juga menarik. Kami berharap kesejahteraan petani binaan kami jadi meningkat,’’ kata Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI Unit Balongan, Imam Rismanto.
Imam mengungkapkan, pihaknya mengembangkan budidaya mangga agrimania di Mango Center itu dari nol. Selain menyediakan lahan dan bibit, pihaknya juga melakukan pendampingan lapangan dari tenaga ahli untuk mengajarkan para petani mengenai cara bertani yang modern.
‘’Kita dampingi hingga nanti mereka bisa mandiri,’’ tukas Imam.
Imam mengatakan, dengan suksesnya budidaya mangga agrimania di Mangoe Center di kompleks Perumahan Pertamina Bumi Patra, pihaknya juga telah melakukan replikasi Mangoes Centre di Desa Rawa Dalem, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Di desa tersebut, pihaknya memberdayakan petani binaan yang tergabung dalam kelompok Rambutan Jaya 1, dengan menanam 250 pohon mangga agrimania.
‘’Kedepan, kami akan lakukan replikasi di tempat lain,’’ kata Imam.
Imam menambahkan, sengaja fokus mengembangkan budidaya mangga agrimania karena varietas itu asli Indramayu yang memiliki banyak keunggulan. Dia berharap, dapat lebih memperkenalkan mangga agrimania secara lebih luas.
‘’Ini mangga lokal dengan banyak keunggulan. Antusias pembeli juga tinggi. Baru akan panen saja, sudah banyak yang memesan,’’ tutur Imam.
Upaya PT KPI Unit Balongan bersama kelompok tani binaannya itu turut berkontribusi pada pencapaian produksi mangga di Indonesia. Berdasarkan data Statistik Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), produksi mangga pada 2020 mencapai 2,9 juta ton.
Provinsi Jawa Barat, menempati posisi ketiga penyumbang produksi mangga terbesar di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jawa Barat berkontribusi sebesar 15,27 persen, dengan produksi mencapai 442,59 ribu ton dan tanaman yang menghasilkan sebanyak 3,44 juta pohon. Capaian itu didukung salah satunya dari Kabupaten Indramayu.
Bupati Indramayu, Nina Agustina, berharap agar mangga Indramayu semakin dikenal dan punya identitas. Mangga Indramayu pun diharapkan menguasai pasar nasional bahkan tembus hingga mancanegara.
‘’Indramayu selama ini terkenal dengan mangganya. Ini potensi yang besar untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indramayu.’’ tandas Nina.