REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesatnya perkembangan fashion Muslim di Tanah Air, membuka peluang bagi Indonesia menjadi pusat fashion Muslim dunia. Potensi ini juga didorong dengan menjamurnya desainer muda yang inovatif dan berkualitas.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai, berbagai karya desainer Indonesia terbukti sudah mendunia. Hal ini membuat Indonesia juga menjadi kiblat fashion Muslim dunia.
Maka, ia berharap penyelenggaraan Banyuwangi Muslim Fashion Festival 2021 dapat mempercepat Indonesia menuju pusat fashion dunia. Sekaligus menjadi lokomotif dan pendorong industri halal.
"Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pernah menyatakan, Indonesia menjadi produsen produk halal terbesar di dunia pada 2024. Dimulai dengan fashion Muslim and modest wear. Hal ini hanya bisa dicapai dengan kolaborasi berbagai pihak antara UMKM, pelaku kreatif, industri, dan pemerintah," kata Teten dalam sambutannya pada Banyuwangi Muslim Fashion Festival 2021, di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/10).
Dilansir Global Islamic Indicator, modest Muslim fashion merupakan salah satu fashion unggulan dari Indonesia dengan poin indikator sebesar 34.26. Angka itu mengungguli rata-rata poin global di angka 17.55.
Teten menilai, capaian tersebut bisa didukung lewat kegiatan di Banyuwangi hari ini. Tahun lalu saat mulai pandemi, secara gobal nilai belanja produk Muslim ikut berdampak dan turun 2,9 persen, menjadi 268 miliar dolar AS, atau senilai Rp 3,9 triliun. Angka ini diprediksi pulih pada 2021 dan terus tumbuh hingga 2024. Nilainya diprediksi mencapai 311 miliar dolar AS atau setara Rp 4,5 triliun.
Maka, kata Teten, tren baik tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi Indonesia. Kemudian untuk menjadi pusat mode Muslim dunia, Indonesia juga perlu melakukan promosi terpadu seperti acara Banyuwangi Muslim Fashion Festival 2021.
"Semoga acara ini secara konsisten hadir dan lebih besar lagi skalanya. Bahkan saya harap bisa menjadi kalender dunia bagi fashion Muslim," harap Teten.