REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan vaksinasi Covid-19 dosis 1 mencapai 100 persen pada November mendatang. Masyarakat dengan komorbid dan para penyintas menjadi kendala yang membuat sulitnya mencapai target tersebut.
“Memang capaian 100 persen agak sulit, karena ada beberapa terkait komorbid, penyintas masih harus menjalani karantina selama tiga bulan. Jadi itu yang kegiatan kalau kita paksakan, paling tidak membutuhkan waktu sedikit lagi,” ujar Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, Ahad (24/10).
Kendati demikian, Dedie mengatakan, Pemkot Bogor telah menyediakan sejumlah sentra vaksinasi Covid-19 khusus masyarakat dengan komorbid. Yakni di beberapa rumah sakit seperti di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, RS PMI, dan RS Salak. Jenisnya pun dibedakan, yaitu Moderna dan Pfizer.
Selain itu, sambung Dedie, ada kekhawatiran masyarakat yang terpengaruh informasi mengenai vaksin. Sehingga sejumlah masyarakat masih takut untuk divaksinasi.
“Kekhawatiran, kadang-kadang terpengaruh informasi yang diperoleh dari media yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, padahal sejauh ini hampir tidak ada fatalitas vaksin di Kota Bogor,” ucapnya.
Di samping itu, Dedie menambahkan, rendahnya capaian vaksinasi dosis kedua di Kota Bogor, dikarenakan adanya rentang waktu penyuntikan vaksin dosis pertama ke penyuntikan dosis kedua. Namun, Pemkot Bogor telah menyiapkan vaksin dosis ke-dua, sama dengan jumlah yang sudah disiapkan untuk dosis pertama.
“Kan ada jenis vaksin tertentu yang 21 hari, dan ada 30 hari lebih, dan ini tergantung. Intinya kita siapkan semua, Pemkot Bogor sudah menghitung secara akurat, kepada mereka yang membutuhkan vaksin ke-dua, dan jangan sampai missed. Tinggal (masyarakat) sering mengakses informasi,” ujarnya.