REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Seorang aktivis ternama Myanmar Kyaw Min Yu atau yang lebih dikenal sebagai Ko Jimmy (52 tahun), ditangkap oleh militer pada Ahad (24/10) malam. Ko Jimmy ditangkap oleh militer yang menyerbu sebuah kompleks perumahan di Dagon Utara Yangon.
"Dia tinggal di rumah persembunyian bersama dengan dua aktivis lain yang melarikan diri dari pintu belakang," kata istrinya Nilar Thein, dilansir Aljazirah, Senin (25/10).
Nilar Thein mengatakan, polisi belum memberikan informasi tentang keberadaan suaminya. Ko Jimmy dan istrinya adalah bagian dari gerakan Generasi 88, yaitu serangkaian aksi protes yang dipimpin mahasiswa untuk menantang pemerintah militer Myanmar periode sebelumnya.
Ko Jimmy dan istrinya keluar masuk penjara karena memainkan peran kunci dalam protes anti-pemerintah pada 2007, yang dijuluki Revolusi Saffron karena partisipasi biksu berjubah oranye. Ko Jimmy terakhir kali berada di balik jeruji besi adalah dari 2007 hingga 2012. Dia dibebaskan ketika para jenderal melonggarkan cengkeraman mereka untuk mulai membuka Myanmar dalam persiapan untuk pemilihan umum 2015.
Militer mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada Ko Jimmy setelah kudeta pada 1 Februari lalu. Para jenderal menuduh Ko Jimmy menghasut kerusuhan di media sosialnya. Nilar Thein mengatakan, situasi di bawah rezim militer saat ini lebih berisiko dan menakutkan. Nilat Thein tidak mau melapor ke polisi, karena takut dirinya juga akan ditangkap.
“Saya takut tidak akan melihatnya dalam keadaan hidup. Saya mendesak masyarakat internasional untuk mengawasi dan menyelamatkan nyawa orang-orang Myanmar," ujar Nilar Thein.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan, pihak berwenang melakukan terhadap para pembangkang selama proses interogasi. Pelapor khusus PBB untuk Myanmar, Tom Andrews, memperingatkan masyarakat internasional untuk bersiap menghadapi kejahatan kekejaman massal yang lebih besar di Myanmar.