REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Idan Roll, mengatakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dapat membatalkan rencananya untuk membuka kembali misi diplomatik AS di Yerusalem. Pembatalan ini mungkin saja dapat dilakulan setelah Israel menyuarakan penentangan.
“Saya yakin saya punya alasan bagus untuk berpikir ini tidak akan terjadi. Amerika memahami kompleksitas politik dan kami memiliki hubungan yang sangat baik. Saya tidak berpikir mereka akan mencoba mengejutkan kami," ujar Roll dilansir Alarabiya, Senin (25/10).
Juru bicara Kedutaan Besar AS tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar terkait pernyataan Israel tersebut. Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan rencana Washington untuk membuka kembali kantor konsulat jenderal sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki hubungan Palestina. Namun Blinken tidak memberikan kepastian kapan kantor konsulat tersebut akan dibuka.
Pembukaan kembali konsulat AS dapat melemahkan Perdana Menteri nasionalis Israel Naftali Bennett dan melemahkan pemerintahan lintas-partisannya yang rapuh. Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, memperingatkan pembukaan kembali konsulat jenderal Washington di Yerusalem Barat adalah ide yang buruk.
"Itu akan mengirim pesan yang salah, tidak hanya ke kawasan, tidak hanya ke Palestina, tetapi juga ke negara lain dan kami tidak ingin ini terjadi," kata Lapid.
Konsulat jenderal AS ditutup oleh mantan presiden Donald Trump pada 2019. Penutupan dilakukan ketika Trump memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan mengakui kota yang diperebutkan itu sebagai ibu kota Israel. Fungsi konsulat kemudian digabungkan ke dalam fungsi kedutaan.
Tindakan Trump memicu reaksi luas di kalangan orang-orang Palestina. Sejak itu mereka telah menghentikan kontak diplomatik dengan AS. Presiden AS Joe Biden berkomitmen untuk memprioritaskan pemulihan hubungan dengan Palestina.