Senin 25 Oct 2021 11:46 WIB

Menag Jelaskan Alasan Sebut Kemenag Hadiah untuk NU

Menag mengeklaim memberikan hak secara proporsional terhadap seluruh ormas.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus raharjo
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/9/2021). Rapat tersebut dalam rangka penyesuaian Rencana Kerja Anggaran (RKA) Kementerian tahun 2022 sesuai hasil Banggar.
Foto: ANTARA /Galih Pradipta/aww.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/9/2021). Rapat tersebut dalam rangka penyesuaian Rencana Kerja Anggaran (RKA) Kementerian tahun 2022 sesuai hasil Banggar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, menjelaskan alasan dirinya mengatakan Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan untuk umat Islam secara umum tapi spesifik untuk NU. Menag mengatakan, menyampaikan itu di forum internal. Intinya untuk memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren.

Kemudian Menag menganalogikan pernyataannya soal Kemenag hadiah negara untuk NU dengan pasangan pria dan wanita yang mengatakan dunia milik berdua. "Itu sama kira-kira ketika kalian semua ini dengan pasangannya masing-masing melihat rembulan di malam hari, (mengatakan) dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, salah enggak itu? Saya tanya salah enggak itu? Itu karena internal," kata Menag di The Sunan Hotel, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (25/10).

Ia mengatakan, sekarang bisa dibuktikan klausul kedua, apakah ada kebijakan Kemenag yang hanya untuk NU. Kemenag memberikan afirmasi terhadap semua agama. Kemenag berikan hak secara proporisional terhadap ormas, bukan hanya NU saja.

"Cek coba sekarang, ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah itu kader Muhammadiyah, jangan salah, dan itu biasa buat kami itu. Irjen Kemenag sama bukan NU, itu biasa, memberi semangat itu wajar, itu forum internal," ujarnya.

Menag menegaskan, saat mengatakan Kemenag hadiah negara untuk NU di forum internal. Namun Menag mengaku tidak tahu mengapa selanjutnya digoreng-goreng di publik. "Itu forum internal, itu konteksnya menyemangati," jelasnya.

Baca juga : Soal Kemenag Hadiah untuk NU, Haedar Nashir: Narasi Radikal

Menag juga menegaskan, NU harus kembali kepada jati dirinya. Meskipun NU diberi sesuatu, NU harus tetap terbuka, NU harus tetap inklusif, NU harus tetap memberikan dirinya untuk kepentingan yang lebih besar, dan maslahat yang lebih besar. Bukan semuanya untuk NU.

Sebelumnya, Menag berbicara di Webinar Internasional Peringatan Hari Santri 2021 yang diadakan RMI PBNU. Pernyataan menag di forum tersbut menuai banyak reaksi, karena mengatakan Kemenag hadiah negara untuk NU.

"Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama, karena hadiahnya untuk NU kenapa begitu?" kata Menag di Webinar Internasional Peringatan Hari Santri 2021 yang diadakan RMI PBNU.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement