Senin 25 Oct 2021 12:03 WIB

Gubernur Babel Nilai PCR Penerbangan Rugikan Kepulauan

Gubernur Babel menilai wilayah kepulauan tak memiliki jalur alternatif darat

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman menanggapi Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nomor 88 Tahun 2021, yang mewajibkan penumpang moda transportasi udara di dalam negeri untuk melakukan tes polymerase chain reaction (PCR).
Foto: Pemprov Babel
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman menanggapi Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nomor 88 Tahun 2021, yang mewajibkan penumpang moda transportasi udara di dalam negeri untuk melakukan tes polymerase chain reaction (PCR).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman menanggapi Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nomor 88 Tahun 2021, yang mewajibkan penumpang moda transportasi udara di dalam negeri untuk melakukan tes polymerase chain reaction (PCR).

Gubernur Erzaldi menyambut baik keputusan tersebut, karena di satu sisi memberikan kesempatan kepada maskapai untuk mengisi kursi pesawat sebanyak 100 persen. Namun di lain sisi, gubernur meminta pemerintah Pusat untuk mempertimbangkan kembali. 

Perbedaan antara daerah kepulauan seperti Babel dengan provinsi lainnya yang memiliki alternatif jalur darat, seperti Trans Jawa, Trans Kalimantan, Trans Sulawesi, hingga Tol Sumatera menjadi alasannya. "Provinsi lain memiliki alternatif jalur darat, berbeda seperti Babel. Maka, besar harapan saya menjadi pertimbangan pemerintah Pusat untuk mempertimbangkan daerah kepulauan yang juga ingin memulihkan perekonomiannya," ungkapnya saat diwawancara seusai pertemuan dengan pelaku pariwisata Pulau Bangka di Rumah Dinas Gubernur, Ahad (24/10). 

Pemprov Babel sendiri tak diam akan hal tersebut. Dalam waktu dekat dijelaskan gubernur akan dilakukan survei serologi di Babel. Survei tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mendata masyarakat yang sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19. 

Ia berharap jika telah mencapai kekebalan di atas 80 persen, menjadikan masyarakat Babel sudah mencapai herd immunity karena mayoritas sudah memiliki antibodi terhadap virus tersebut, dan menjadi pertimbangan pemerintah Pusat. 

"Sehingga diharapkan orang yang ke Babel tidak perlu melakukan PCR, namun cukup antigen," ungkapnya. 

Segala upaya ini dilakukan setelah mendengar keluhan para pelaku usaha di sektor pariwisata yang didalamnya termasuk pelaku UMKM. Mereka mengeluhkan tingginya harga PCR, sehingga membuat wisatawan berpikir dua kali mengunjungi Babel. 

Ia menambahkankan, restrukturisasi kredit akan berakhir tahun depan, dan hal tersebut akan berimbas pada keuangan daerah, dengan lesunya perekonomian dan risiko ledakan kredit macet. 

"Solusi lain untuk menyikapi hal ini yakni meminta pada penyelenggara PCR agar harga lebih dimurahkan, maupun mensubsidi PCR itu sendiri," ujarnya. 

Walaupun demikian, Gubernur Erzaldi mendukung dan mengapresiasi apapun kebijakan pemerintah pusat, seperti kebijakan PPKM yang menentukan tindakan tiap levelnya dan terbukti berhasil. 

Gubernur juga tidak lengah melihat data penurunan Covid-19 di Babel sehingga mayoritas kabupaten/kota berada pada level 2. Dalam setiap kesempatan, ia terus menggalakkan protokol kesehatan, meminta setiap fasilitas umum menyediakan QR aplikasi peduli lindungi, serta tetap membuka isoter. 

"Vaksinasi terus kita genjot, dan alhamdulillah vaksinasi di Babel menduduki peringkat 5 nasional dengan raihan 65 persen. Hal ini tak terlepas dari kerja keras tim satgas di lapangan," pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement