REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman meluncurkan Forum Saudi Green Initiative (SGI) perdana di Riyadh pada Sabtu (23/10). Pada kesempatan itu, Arab Saudi mengumumkan tujuannya mencapai nol bersih emisi (nol karbon) pada 2060.
Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, Kerajaan juga akan bergabung dengan Ikrar Metana Global untuk berkontribusi dalam mengurangi emisi metana global sebesar 30 persen pada 2030. Hal itu sebagai bagian dari komitmen Saudi memberikan masa depan yang lebih bersih dan lebih hijau.
Dilansir di Al Arabiya, Senin (25/10), forum 'hijau' ini akan berlangsung setiap tahun di ibu kota Saudi. Dalam pidato pembukaannya di forum tersebut, Putra Mahkota mengatakan, Kerajaan telah meluncurkan inisiatif di sektor energi yang dirancang mengurangi emisi karbon sebesar 278 juta ton per tahun pada 2030.
Ini lebih dari dua kali lipat pengiriman terhadap target pengurangan emisi yang ditetapkan pada pengumuman di KTT SGI pada awal 2021. Dia menambahkan fase pertama inisiatif penghijauan telah dimulai.
Hal itu dilakukan dengan menanam lebih dari 450 juta pohon, merehabilitasi delapan juta hektare lahan yang terdegradasi, dan mengalokasikan kawasan lindung baru, sehingga total kawasan lindung di Arab Saudi menjadi lebih dari 20 persen dari total luasnya. Menurut SPA, negara ini juga memimpin dalam membangun pusat teknologi iklim di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Kerajaan mengumumkan setidaknya 30 persen mobil di ibu kota Riyadh akan menggunakan listrik pada 2030. Hal itu sebagai bagian dari rencana mengurangi separuh emisi karbon di kota berpenduduk delapan juta orang ini selama sembilan tahun ke depan.
Menurut SPA, inisiatif yang diumumkan di Forum SGI merupakan investasi senilai lebih dari 700 miliar riyal (186,61 miliar dolar AS), yang berkontribusi mengembangkan ekonomi hijau, menciptakan peluang kerja berkualitas, dan memberikan peluang investasi signifikan bagi sektor swasta sesuai Visi Kerajaan 2030.
Sebagai bagian dari tujuannya, SGI menegaskan peran perintis Kerajaan dan bekerja untuk membawa perubahan kualitatif secara internal dan regional menuju perubahan iklim untuk membangun masa depan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup.
Sejak diluncurkannya Visi Kerajaan 2030 pada 2016, Arab Saudi melakukan upaya efektif untuk melindungi lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim. SGI membawa upaya ini ke tingkat berikutnya dengan menyatukan semua upaya keberlanjutan di Kerajaan untuk meningkatkan ketergantungan pada energi bersih, mengimbangi dampak bahan bakar fosil dan memerangi perubahan iklim.
Inisiatif ini bertujuan menggabungkan perlindungan lingkungan, konversi energi, dan program keberlanjutan untuk mencapai tiga tujuan komprehensif yang bertujuan membangun masa depan berkelanjutan dengan mengurangi emisi karbon, penghijauan wilayah di Arab Saudi, dan melindungi wilayah darat dan laut.
Dalam hal energi, pengurangan emisi karbon sangat penting untuk memperlambat efek perubahan iklim dan menyeimbangkan kembali lingkungan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memuji Arab Saudi dan menyebutnya sebagai rencana aksi iklim yang berani dari Saudi, setelah Kerajaan secara resmi menyerahkan janji emisi Kontribusi yang Ditentukan secara Nasional (NDC).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dilaporkan menghubungi Raja Salman bin Abdulaziz pada Sabtu (23/10) lalu dan menyambut baik inisiatif hijau yang diumumkan oleh Kerajaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Raja Salman menegaskan kepentingan Kerajaan dalam masalah lingkungan, energi bersih dan perubahan iklim sebagai bagian dari Visi Arab Saudi 2030. Inisiatif hijau Saudi dan Inisiatif Hijau Timur Tengah yang lebih luas ini juga mendapat perhatian dari Pangeran Charles dari Inggris. Ia mengatakan bahwa inisiatif demikian akan membantu mempercepat kemajuan besar yang telah dibuat. Dia menunjukkan kepemimpinan global di Kerajaan dalam transisi energi sangat penting.