REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel telah menyatakan perang melawan perubahan iklim sebagai prioritas keamanan nasional. Negara itu berkomitmen memfasilitasi investasi dalam energi hijau.
“Krisis iklim adalah salah satu masalah utama dalam agenda dunia,” kata Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada Ahad (24/10), dikutip laman Al Arabiya.
Dia menyebut hal itu sebagai “kepentingan keamanan nasional baru” Israel. Menurut Bennett, krisis iklim menyangkut kehidupan semua manusia.
“Kita berkewajiban menghadapinya di Israel. Itu adalah inti dari keberadaan kita,” ucapnya.
Komitmen Israel memerangi perubahan iklim diumumkan menjelang perhelatan KTT iklim global di Glasgow, Inggris. Bennett diagendakan menghadiri konferensi tersebut. Israel adalah salah satu negara anggota Economic Co-operation and Development (OECD) yang paling sedikit berinvestasi dalam transportasi umum.
Namun pemerintahan Bennett telah menyetujui keputusan mempromosikan transportasi bersih dan rendah karbon. Israel pun bertekad melakukan efisiensi energi, mengurangi emisi, dan mendorong inovasi teknologi serta mempercepat infrastruktur.
Pada Juni lalu, pemerintahan koalisi yang dipimpin Bennett menetapkan tujuan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 27 persen pada 2030. Angka itu diharapkan dapat naik menjadi 85 persen pada 2050.