REPUBLIKA.CO.ID, PORT-AU-PRINCE -- Unicef mengatakan kekurangan bahan bakar di Haiti dapat membahayakan nyawa ratusan pasien wanita dan anak-anak. Karena kurangnya pasokan bahan bakar membuat rumah sakit kehabisan pasokan listrik.
Pasokan bahan bakar ke ibu kota Port-au-Prince telah terganggu oleh gelombang penculikan, termasuk penculikan sekelompok misionaris Amerika dan Kanada. Para pemimpin industri transportasi mengatakan pengiriman bahan bakar terlalu berbahaya bagi pengemudi yang berisiko diculik atau dibajak.
Unicef telah merundingkan kesepakatan dengan perusahaan lokal untuk menyediakan bahan bakar ke rumah sakit di Port-au-Prince dan semenanjung selatan Haiti, yang mengalami gempa bumi pada Agustus. Akan tetapi perusahaan itu mengingkari kesepakatan dengan alasan masalah keamanan.
"Nyawa wanita yang sedang hamil dan bayi yang baru lahir berada dalam bahaya. Rumah sakit tidak dapat beroperasi secara normal karena kekurangan bahan bakar,” kata Wakil Perwakilan Unicef untuk Haiti, Raoul de Torcy.
Sebagian besar bisnis dan institusi Haiti bergantung pada generator diesel untuk memastikan pasokan listrik karena kerap terjadi pemadaman listrik. Kekurangan pasokan bahan bakar juga mengancam penyedia layanan telepon seluler utama Haiti. Mereka kemungkinan akan menutup layanan dalam beberapa hari mendatang.