Mahasiswa UNS Meninggal Dunia saat Diklatsar Menwa
Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Meninggal dunia (ilustrasi) | Foto: Mardiah Diah
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Seorang mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Menwa pada Ahad (24/10). Dengan persetujuan keluarga, jenazah mahasiswa tersebut dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Sutanto, mengatakan, kegiatan Diklatsar Menwa dimulai sejak Sabtu (23/10) sampai 31 Oktober mendatang dengan peserta 12 orang. Kegiatan dilaksanakan di lingkungan kampus dan Jembatan Jurug.
"Meninggalnya hari Minggu, sore atau malam mungkin ya. Tanggal 23 masih berkegiatan," kata Sutanto saat ditemui wartawan di kampus UNS, Senin (25/10).
Korban merupakan mahasiswa jurusan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi UNS asal Kabupaten Karanganyar. Sutanto menyatakan, berdasarkan agenda yang dia terima dari panitia, kegiatan Diklatsar lebih banyak aktivitas fisik.
Sutanto menjelaskan, menurut informasi dari panitia, korban tidak memiliki gejala maupun riwayat penyakit khusus. Hanya korban mengeluhkan kakinya kram saat kegiatan.
Selanjutnya, korban diistirahatkan di dalam ruangan dan didampingi oleh panitia. Sedangkan peserta lainnya tetap melanjutkan kegiatan. Sebelumnya, korban juga sempat mengikuti kegiatan rapling (menuruni tali) di Jembatan Jurug lama. Setelah itu, korban sempat dibawa ke rumah sakit.
"Dibawa ke rumah sakit. Dalam perjalanan mungkin sudah (meninggal). Kalau kejadian seperti apa kami akan menunggu autopsi, kita buka bersama-sama kejadian yang sesungguhnya seperti apa," imbuhnya.
Menurutnya, sejak Ahad malam Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Rohman Agus Pratomo, beserta Pembina Menwa berada di RSUD dr Moewardi bersama keluarga korban. Setelah adanya persetujuan dari keluarga, jenazah korban akhirnya dilakukan autopsi. Saat ini, proses autopsi masih dilakukan di RSUD dr Moewardi. Proses autopsi juga melibatkan dokter dari RS Bhayangkara.
Sutanto mengaku, sejak dirinya menjabat sebagai Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan dua tahun terakhir, baru kali ini terdapat kejadian peserta Diklatsar Menwa meninggal dunia saat kegiatan di kampus. Dia sangat menyayangkan kejadian tersebut lantaran kampus bukan militer, maka semampunya saja jika melakukan kegiatan.
Nantinya, hasil autopsi dan penyelidikan dari kepolisian bakal dijadikan bahan pertimbangan UNS untuk menyusun langkah selanjutnya.
"Yang jelas kampus sangat berduka sekali dengan kejadian ini. Kami shock betul dengan kejadian ini. Kami turut berduka betul dan bisa merasakan sedihnya keluarga. Kalau memang ada yang salah prosedural nanti pasti kami akan melangkah lebih jelas untuk mengambil tindakan itu," ungkapnya.