Ini Upaya Pemkab Kudus Tekan Kasus Covid-19
Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kedua kiri) berbincang dengan Bupati Kudus Hartopo (tengah) di tempat karantina saat meninjau penanganan kasus Covid-19 di Kudus. | Foto: Antara/Yusuf Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terbukti efektif meredam penyebaran Covid-19 varian Delta di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng). Kebijakan ini dapat membuat seluruh pemangku kepentingan berkolaborasi secara aktif menekan penyebaran wabah hingga tingkat komunitas atau Rukun Tetangga (RT).
Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, penerapan kebijakan tersebut salah satu yang membuat pihaknya mampu menekan penyebaran Covid-19 varian Delta dengan optimal. Melalui kolaborasi dengan para pengurus RT, setiap pengurus secara aktif berpartisipasi dalam melakukan pengawasan terhadap warga, sehingga mengetahui kondisi warganya setiap waktu.
"Para pengurus RT, seperti Sekretaris RT melakukan pengawasan terhadap warga yang tinggal," katanya pada Diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema "Cerita Kita Menghadapi Delta", Senin (25/10).
Dia menambahkan, setiap warga akan didata oleh pengurus RT untuk dijadikan bahan rujukan dalam upaya penanganan pandemi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Berbekal data yang didapatkan, dia melanjutkan, pemerintah daerah dapat memasukkan dalam kategori masyarakat yang memerlukan isolasi mandiri terpusat atau di rumah tinggalnya masing-masing.
"Segera dilaporkan untuk mengupdate data yang dilaporkan secara berjenjang dari mulai kepala desa, pemerintah daerah, dan satuan tugas Covid-19," ujarnya.
Tak hanya itu, para pengurus RT juga melakukan pengumpulan donasi kepada masyarakat yang masuk dalam kategori masyarakat mampu. Hasilnya, donasi ini akan dipergunakan dalam membantu masyarakat yang terkonfimasi positif Covid-19.
Diiharapkan, masyarakat yang terinfeksi penyakit ini dapat kembali pulih seperti semula dengan waktu yang lebih cepat. Bentuk bantuan ini adalah pemberian bantuan vitamin dan makanan secara rutin dalam satu waktu yang khusus diberikan kepada masyarakat yang sedang menjalankan isolasi mandiri.
"Pengurus RT kita suruh untuk mengumpulkan donasi. Kumpulkan di desa agar bisa membantu masyarakat yang melakukan isolasi mandiri yang ada di desa dalam bentuk makanan dan vitamin," katanya.
Selanjutnya, dalam menekan penyebaran Covid-19 varian Delta juga melibatkan para relawan. Pihaknya, kini menggandeng sejumlah pemangku kepentingan terkait, seperti sekolah vokasi untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam penanangan pandemi di wilayah masing-masing. Setiap peserta didik yang dipandang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam hal medis akan diajak berpatisipasi dalam penanganan pandemi.
Di setiap pelosok Kabupaten Kudus, Hartopon mengeklaim, tergerak untuk saling membantu sesama dalam rangka meredam penyebaran Covid-19 varian Delta. Sehingga, relawan yang berkaitan dengan medis, kala merebaknya varian Delta di Kudus telah dapat mencukupi setiap fasilitas kesehatan.
"Semuanya membutuhkan relawan medis, kita mendapatkan relawan yang berasal dari sekolah vokasi yang berada di Kudus. Peserta didik yang duduk di bangku akhir sekolah dapat menjadi relawan," katanya.
Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Kudus juga menggandeng sejumlah pihak dalam rangka meningkatkan vaksinasi massal di wilayahnya. Dengan cara berkolaborasi dalam penyelenggaraan vaksinasi.
Artinya? ketika Pemerintah Kabupaten Kudus mendapatkan alokasi vaksin, maka langsung disalurkan kepada penyelenggara, baik pihak swasta maupun pihak lainnya. Mekanismenya, pihak penyelenggara bisa menyediakan tempat dan vaksinator yang dibutuhkan dalam kegiatan vaksinasi yang digelar secara massal.
Sedangkan, pemkab dapat berperan dalam menyalurkan vaksinasi yang dibutuhkan. Sehingga, angka presentase vaksinasi dapat meningkat secara signifikan sampai melebihi target yakni 50 persen.
"Setiap perusahaan juga tenaga medis, sehingga dapat menyediakan vaksinator dalam kegiatan vaksinasi massal. Artinya, semua bantuan dari pihak swasta sangat baik sekali dalam kolaborasi dan kerjasama penanganan pandemi," katanya.
Perlu diketahui, saat ini Kabupaten Kudus telah masuk dalam kategori Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Dengan tingkat terkonfirmasi positif harian mencapai antara delapab hingga sembilan orang per hari. Kemudian, tingkat kematian harian akibat Covid-19 yang terpantau hingga saat ini sudah mampu ditekan sampai angka 0 per harinya.
"Saat ini sudah menurun sangat drastis tingkat penyebaran COVID-19 di Kabupaten Kudus," katanya.
Senada dengan hal itu, Kepala Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan, adanya peran pengurus RT dalam meredam angka kasus positif Covid-19 varian Delta memang terbukti efektif. Seperti yang dilakukan pihaknya yang menjalankan kebijakan ini dalam mengatasi wabah global ini di tingkat komunitas atau RT.
Di sini, pihaknya menjalan pengawasan kepada masyarakat yang terindikasi terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian, melakukan pengawasan setiap harinya kepada masyarakat yang terindikasi mengidap virus tersebut secara rutin.
Hal itu dilakukan, dalam memastikan warga yang terinfeksi tetap dapat mendapatkan pelayanan kesehatan. Dengan begitu, pihaknya pun mampu memberikan rekomendasi terhadap warga mana saja yang berhak mendapatkan isolasi mandiri terpusat atau hanya isolasi mandiri di rumah tinggalnya saja. "Semua instrumen kita kerahkan dalam penerapan PPKM ini," kata Wahyudi.
Menurut dia, melalui kebijakan ini, pihaknya dapat memberikan pendekatan-pendekatan efektif terhadap masyarakat yang terindikasi positif Covid-19 varian Delta. Sehingga, pemerintah desa mampu melakukan penanganan pandemi secara optimal kepada setiap warganya terkonfirmasi mengidap virus Covid-19.
"Kita memberikan bantuan kepada para penyintas menjalankan isolasi secara mandiri dengan pendekatan-pendekatan yang optimal," katanya.