REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG – Sebanyak 10 persen negara di dunia telah meninggalkan siaran televisi analog dan beralih sepenuhnya ketika televisi digital. Indonesia pun tidak mau ketinggalan, program peralihan yang dinamakan Analog Switch Off (ASO) kini tengah dijalankan oleh pemerintah.
Perencana Ahli Muda, Subkoordinator Perencanaan Infrastruktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika, Indra Siswoyo menjelaskan program ASO merupakan upaya untuk pemerataan pembangunan infrastruktur penyiaran.
Lalu apa saja manfaat yang diperoleh masyarakat dengan beralih ke televisi digital? Indra memaparkan, televisi digital lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum frekuensi.
Dari segi operasional, pos penyelenggara digital dapat bekerjasama dengan penyelenggara multiplexing melalui skema sewa slot siaran televisi digital. Kemudian dari sisi kualitas audio dan video, televisi digital jauh lebih baik dibandingkan dengan TV Analog.
“Sudah tidak ada lagi gambar semut dan berbayang yang biasanya muncul pada TV Analog,” ujar Indra dalam Pertunjukan Virtual Kesenian Daerah, Berjudul “Bersiap Digital: Sambut Siaran Digital dari NTT”, dalam rilisnya, Senin (25/10).
Lebih lanjut Indra memaparkan, pemirsa televisi digital dapat menikmati kualitas standar gambar yang jernih (High Definition/HD), audio bisa sampai Dolby Stereo sehingga lebih nyaman untuk dinikmati.
Televisi digital juga memiliki fitur canggih seperti sinopsis siaran program, siaran dapat dilihat oleh pemirsa secara harian dan mingguan serta dilengkapi dengan fitur early warning system untuk peringatan dini apabila terjadi bencana alam.
“Peringatan dini bencana melalui televisi digital terbukti mampu meminimalisir dampak dan risiko bencana di Jepang. Harapannya Indonesia pun dapat memanfaatkan dan mengimplementasikannya, dapat meminimalisir dampak bencana yang terjadi di suatu daerah,” tambahnya.
Ia menegaskan masyarakat tidak perlu membeli pesawat televisi baru atau berlangganan internet untuk memperoleh siaran televisi digital. Masyarakat cukup membeli alat yang bernama set top box untuk menerima siaran televisi digital terrestrial.
“Masyarakat tidak perlu membayar biaya langganan bulanan, tidak perlu beli pulsa internet karena ini bukan televisi internet berbayar,” tegasnya.
Sementara, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Nusa Tenggara Timur, Aba Maulaka mengatakan meskipun masyarakat NTT belum memahami secara utuh program ASO, pihaknya berupaya agar program ini dapat terlaksana dengan baik sesuai jadwal.
Pihaknya juga memastikan agar toko-toko elektronik di NTT menyediakan set top box untuk menopang infrastruktur ASO. Terkait sosialisasi ASO ke masyarakat NTT, Kepala Stasiun TVRI NTT Tubagus M Yusuf Hidayat mengatakan pihaknya telah berulang kali menayangkan sosialisasi virtual di siaran TVRI lokal terkait migrasi ke televisi digital, baik melalui talkshow dan running text.
Program sosialisasi juga didukung penuh oleh Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah NTT, Fredrikus Royanto. “Pada setiap kegiatan dan kesempatan, kami selalu menyampaikan pemahaman kepada masyarakat tentang migrasi ke televisi digital ini, agar masyarakat tidak salah persepsi dan program peralihan dapat terlaksana tepat waktu,” ujar Fredrikus.