REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi belanja subsidi energi sejak Januari hingga September 2021 telah mencapai Rp 88,2 triliun atau naik 18,3 persen dari realisasi periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp 74,4 triliun.
"Selain bantuan sosial, masyarakat juga menikmati subsidi, dan belanja subsidi pemerintah pada tahun ini juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi Oktober 2021 secara daring di Jakarta, Senin (25/10).
Sri Mulyani menuturkan peningkatan realisasi subsidi energi terjadi seiring dengan aktivitas masyarakat yang kian membaik. Penyaluran subsidi energi pada Januari-Agustus 2021 diberikan kepada 10,244 juta kiloliter bahan bakar minyak (BBM) solar dan minyak tanah, 4,92 juta kilogram LPG tabung, 37,84 juta pelanggan listrik, dan 41,74 Twh konsumsi listrik.
Tak hanya subsidi energi, ia menyampaikan realisasi subsidi non energi juga meningkat cukup signifikan yakni 10,1 persen dari Rp39,7 triliun menjadi Rp 43,8 triliun."Subsidi non energi terutama yang berhubungan dengan bunga kredit usaha rakyat (KUR) dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) rumah," ucap Sri Mulyani.
Ia memerinci, realisasi penyaluran subsidi energi sejak Januari-September 2021 diberikan kepada 5,6 juta debitur subsidi bunga KUR, lalu dalam bentuk penyaluran kredit KUR senilai Rp 209,2 triliun, dan SBUM untuk 99,4 ribu unit rumah.