Senin 25 Oct 2021 22:32 WIB

China Batasi Pergerakan Warga Jelang Olimpiade Musim Dingin

China perintahkan puluhan ribu warganya mengurangi mobilitas demi tekan kasus Covid

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Cai Qi, Sekretaris Partai Komunis Beijing dan Presiden Komite Penyelenggara Beijing 2022, memindahkan api Olimpiade ke kuali pada upacara penyambutan api Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Beijing, Cina, 20 Oktober 2021. Api Olimpiade tiba di Cina dari Athena pada 20 Oktober 2021, menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 yang akan diadakan pada bulan Februari.
Foto: EPA-EFE/WU HONG
Cai Qi, Sekretaris Partai Komunis Beijing dan Presiden Komite Penyelenggara Beijing 2022, memindahkan api Olimpiade ke kuali pada upacara penyambutan api Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Beijing, Cina, 20 Oktober 2021. Api Olimpiade tiba di Cina dari Athena pada 20 Oktober 2021, menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 yang akan diadakan pada bulan Februari.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Sebanyak 10 ribu warga di Cina utara diperintahkan tinggal di rumah pada Senin (25/10). Langkah itu diambil karena otoritas di sana berusaha membasmi wabah Covid-19 menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing.

Dilaporkan laman Channel News Asia, sekitar 23 ribu penduduk di satu kompleks perumahan di distrik Changping telah diperintahkan tinggal di rumah. Hal itu menyusul ditemukannya sembilan kasus baru Covid-19 di sana dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga

Foto-foto menunjukkan para pejabat dengan pakaian hazmat berjaga-jaga di luar pintu masuk ke setiap blok apartemen. Perimeter kompleks diblokir menggunakan barikade logam.

Selain memerintahkan warga tinggal di rumah, otoritas China juga membatasi akses ke lokasi wisata termasuk taman, bioskop, museum, dan tempat-tempat dalam ruangan lainnya. Warga diimbau tidak melakukan perjalanan ke luar kota jika tidak diperlukan. Sementara mereka yang hendak berkunjung ke Beijing harus membawa surat keterangan negatif Covid-19.

Beberapa kota, termasuk ibu kota provinsi Gansu, Lanzhou, dan sebagian Mongolia Dalam telah menangguhkan layanan bus serta taksi. Otoritas di daerah-daerah terkait juga menutup lokasi wisata. Di pusat kota Wuhan, tempat Covid-19 pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019, kegiatan marathon yang diperkirakan bakal menyedot 26 ribu pengunjung pada Ahad lalu, dibatalkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement