Selasa 26 Oct 2021 08:16 WIB

Petenis yang tidak Divaksinasi Bisa Main di Australian Open

Keputusan ini masih didiskusikan penyelenggara dengan pemerintah Victoria.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
Petenis Serbia Novak Djokovic Juara Australia Open 2021.
Foto: EPA-EFE/JAMES ROSS
Petenis Serbia Novak Djokovic Juara Australia Open 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain tenis yang tidak divaksinasi diizinkan ke Melbourne dan berlaga di Grand Slam Australian Open 2022. Ini terungkap dari email yang dikirim ke pemain WTA, menurut laporan the Guardian, Senin (25/10). Izin ini tampaknya bertentangan dengan saran pemerintah federal dan negara bagian Victoria sebelumnya.

Pekan lalu Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke mengatakan, pemain yang tidak divaksinasi atau tidak mengungkapkan status vaksin mereka tidak akan diizinkan masuk ke Australia. Ini menempatkan petenis peringkat satu dunia Novak Djokovic dalam keraguan tampil pada turnamen Januari 2022.

Baca Juga

Pemerintah Victoria baru-baru ini memperkenalkan mandat vaksinasi untuk semua atlet profesional. Namun Dewan Pemain WTA telah menyarankan para petenis wanita bahwa mereka mungkin diizinkan untuk bersaing dalam kondisi tertentu, termasuk karantina selama 14 hari, jika mereka tidak divaksinasi.

Email ke pemain yang bocor ke publik ini mengatakan pemain yang tidak divaksinasi harus dikarantina, tiba setelah 1 Desember dan menghasilkan hasil tes negatif dalam waktu 72 jam setelah keberangkatan untuk diizinkan masuk.

Ini akan membuka pintu bagi pemain seperti Djokovic, yang menolak mengungkapkan status vaksinasinya, untuk tampil di grand slam di Melbourne Park.

Dewan Pemain mengatakan telah menjalin kontak rutin dengan CEO Tenis Australia, Craig Tiley, dan diberitahu tentang kondisinya pada akhir pekan lalu. Namun email tersebut menunjukkan masalah itu belum 100 persen selesai.

"Kami telah berkomunikasi secara teratur dengan Craig dan tim Tennis Australia dalam beberapa bulan terakhir dan mereka berbagi kabar baik dengan kami melalui panggilan Dewan Pemain kami Jumat lalu yang ingin kami bagikan kepada Anda sehingga kami mengetahui fakta dan tidak bingung dengan rumor yang telah beredar," tulis email tersebut.

"Tenis Australia telah meminta kami untuk menunggu beberapa hari sebelum membicarakannya karena mereka masih bekerja dengan pemerintah untuk detailnya," lanjutnya.

Pembatasan untuk pemain yang divaksinasi penuh akan ditingkatkan secara signifikan dari yang ada di turnamen awal tahun ini, kata email itu. Mengingat tingkat vaksinasi di Victoria diperkirakan akan mencapai 80 persen pada akhir pekan dan 90 persen pada bulan depan.

Baca juga: Jokowi Minta Kepala Daerah Waspada Gelombang Ketiga

Mereka yang telah menerima dua dosis suntikan akan dapat tiba kapan saja setelah 1 Desember dan tidak harus menjalani masa karantina atau hidup dalam gelembung seperti yang mereka lakukan pada Januari tahun ini. Mereka juga akan memiliki kebebasan bergerak penuh selama berada di Melbourne.

Kondisi tersebut sangat kontras dengan yang dialami pada turnamen di Melbourne awal tahun ini. Beberapa pemain mengeluhkan kondisi wajib karantina hotel dan ketidakmampuan mereka untuk sepenuhnya mempersiapkan diri menghadapi grand slam pertama tahun ini di tengah pandemi.

Masih belum jelas apakah pemain yang kembali dipaksa untuk dikarantina kali ini akan bersedia melakukannya.

Tennis Australia mengeluarkan pernyataan pada Senin sore untuk mengonfirmasi bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Victoria dan federal mengenai kondisi pemain dan detailnya akan segera diselesaikan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement