REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mencatatkan kenaikan laba pada semester pertama tahun ini. Perusahaan mampu membungkus laba 46,5 juta dolar AS dari kenaikan EBITDA sebesar 15 persen.
Presiden Direktur Medco Hilmi Panigoro menjelaskan laba yang diperoleh perusahaan ditopang dari pendapatan tiga segmen bisnis Medco. Minyak dan gas menyumbang lana 88 juta dolar AS. Sektor listrik mencatatkan pendapatan 22 juta dolar AS dan Aman Mineral sebagai anak usaha di bidang pertambangan memperoleh pendapatan 33 juta dolar AS.
“Saya senang melihat peningkatan kinerja Perusahaan. Pengumuman Proyek Tenaga Surya di Pulau Bulan merupakan langkah lanjutan terhadap Strategi Climate Change kami dan saya sepenuhnya mendukung komitmen MedcoEnergi untuk mencapai Net Zero pada tahun 2050," ujar Hilmi melalui siaran persnya, Selasa (26/10).
Hilmi menjelaskan total capital expenditure (capex) atau belanja modal pada paruh pertama tahun ini sebesar 28 juta dolar AS. Realisasi ini memang masih rendah kata Hilmi sebab dampak pandemi covid-19 yang membatasi aktivitas barang dan orang.
Beberapa pengeluaran belanja modal ini dipakai untuk sektor minyak dan gas untuk proyek pengembangan South Natuna Sea Block B. "Pengembangan ini akan berlanjut pada 2022 dengan rencana gas pertama dari lapangan Hiu pada 2Q-2022, gas pertama dari proyek Belida Extension pada 4Q 2022 dan minyak pertama dari lapangan Forel serta gas dari lapangan Bronang pada 4Q 2023," ujar Hilmi.
Sedangkan dari sisi bisnis Power, perseroan menghasilkan penjualan sebesar 1.355 GWh di semester pertama 2021 dimana sekitar 33 persen dari sumber energi terbarukan. Penjualan listrik naik 19 persen year on year (yoy), terutama karena peningkatan kinerja uap di Sarulla Geotermal diimbangi dengan permintaan listrik yang lebih rendah di Batam selama adanya lockdown lokal.
"Belanja modal ketenagalistrikan digunakan untuk melanjutkan commissioning Pembangkit Listrik Combined Cycle 275 MW Riau, pembangunan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya 26 MWp di Sumbawa dan Tahap-1 Pembangunan 30 MW geotermal di Ijen," ujar Hilmi.
Sedangkan dari sisi kinerja operasional pertambangan, Amman Mineral memproduksi 103,1 Mlbs tembaga dan 55 Koz emas. "Penambangan bijih dari fase 7 terus berlanjut, demikian juga Pengembangan Fase 8," tambah Hilmi.