Selasa 26 Oct 2021 11:24 WIB

Jabar Kerahkan Bidan Hingga Minta Siswa Vaksin Bawa Lansia

Bidan ini akan melayani masyarakat sebagai vaksinator pada pukul 16.00 WIB.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil
Foto: Edi Yusuf/Republika
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) terus berupaya menggenjot program vaksinasi Covid-19 terhadap masyarakat. Langkah ini dilakukan untuk mengejar target 37 juta warga Jabar divaksin agar herd immunity bisa terbentuk di akhir tahun nanti. 

Namun, menurut Wakil Ketua Divisi Percepatan Vaksinasi Satgas Penanganan Covid-19 Jabar, sekaligus Pendiri Jabar Bergerak, Atalia Praratya Ridwan Kamil, masih ada beberapa tantangan untuk mengejar target vaksin. Salah satunya adalah vaksin untuk kelompok warga lanjut usia (lansia). 

"Ada yang juga kita butuhkan selain capaian vaksinasi untuk meningkatkan level dari tiga ke dua karena kita juga harus menggenjot pelaksanaan vaksinasi pada lansia. Lansia ini yang masih perlu kita dorong," ujar Atalia, belum lama ini.

Menurut Atalia, salah satu hal yang menjadi kendala vaksinasi lansia adalah masalah akses. Menurutnya, banyak kelompok lansia yang kesulitan untuk datang ke tempat-tempat sentra vaksinasi yang tersedia. 

"Akses jadi banyak lansia yang kesulitan untuk datang ke sentra vaksinasi," kata Atalia.

Oleh karena itu, kata Atalia, Pemprov Jabar juga mendorong vaksinasi di tempat praktik bidan desa yang jumlahnya ribuan. Dengan begitu warga tak perlu jauh-jauh datang ke sentra vaksinasi. 

"Sehingga, saya tadi sampaikan bidan desa ini akan menjadi salah satu solusi bisa kita ambil," katanya.   

Menurut Atalia, di Jabar ini ada 9.500 bidan desa yang sudah terlatih. "Jadi kalau kita bayangkan bahwa yang sudah siap adalah 6.000 sampai 9.000, kalau itu bisa masuk ke wilayah-wilayah terjauh jadi tidak di sentra vaksin saja akan lebih banyak masyarakat yang terfasilitasi," papar Atalia.

"Kasus masih naik-turun. Artinya kita tidak boleh lengah, karena itu saya apresiasi vaksinasi didukung semua pihak, termasuk OJK dan seluruh masyarakat," kata Atalia.

Atalia mengatakan, percepatan vaksinasi intens dilakukan. Selain bagi pelajar untuk mendukung pembelajaran tatap muka, vaksinasi bagi kelompok lansia pun terus ditingkatkan. Dalam pekan vaksinasi pelajar, satu siswa harus mengajak orang tua atau kakek/nenek untuk ikut divaksin. 

"Satu siswa bawa satu lansia itu sangat bagus karena kami masih punya pekerjaan rumah (PR) yaitu lansia," kata Atalia.

Selain itu, salah satu kendala dalam vaksinasi lansia, khususnya di perdesaan, yaitu sulitnya akses menuju tempat penyuntikan vaksin. Oleh karena itu, pihaknya menggerakkan para bidan untuk jemput bola ke rumah-rumah lansia.

"Mereka belum divaksin karena sulitnya akses transportasi. Mau ke sentra vaksinasi kejauhan, maka kami punya program menggerakkan para bidan desa untuk jemput bola," kata Atalia.

Faktor lain yang menyebabkan lansia belum divaksin yakni masih banyaknya hoaks. Untuk itu, Atalia yang juga Bunda Literasi Jabar terus mendorong peningkatan literasi masyarakat, khususnya di perdesaan, terkait pentingnya vaksinasi Covid-19.

"Masih ada masyarakat yang termakan hoaks, ada microchip-nya lah, bisa meninggal lah dan lainnya," katanya.

Sementara menurut Ketua Divisi Khusus Percepatan Vaksinasi Covid-19 Jabar Dedi Supandi, sebanyak 12.500 bidan di Jabar akan turut berperan mewujudkan herd imunnity atau kekebalan komunal pada Desember 2021 ini. 

"Para bidan, akan menjadi vaksinator Covid-19 untuk menggenjot angka harian vaksinasi Jabar yang saat ini rata-ratanya masih berada di angka 364 ribu dosis per hari," kata Dedi.

Para bidan itu, kata dia, akan melayani penyuntikan vaksin di tempat praktik mandiri mau pun door to door menyasar para lansia.

"Jadi strateginya bukan lagi di sentra-sentral vaksinasi, tapi kita gandeng bidan-bidan praktek. Mereka akan dititipi vaksin untuk penyuntkan baik door to door atau masyarakat datang ke tempat praktek bidan tersebut," katanya.

Menurutnya, bidan ini akan melayani masyarakat sebagai vaksinator pada pukul 16.00 atau di luar jam praktek mereka. Para bidan ini, sudah mulai bergerak pada pekan ini.

Pemprov Jabar pun, kata dia, berkolaborasi dengan BKKBN Jabar. "Kita sudah komunikasikan dengan ikatan bidan, persatuan perawat dan ikatan dokter, bahwa kita akan memberikan kewenangan kepada  bidan-bidan praktik untuk melakukan penyuntikan vaksin," kata Dedi yang juga menjabat Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat ini.

Kehadiran 12.500 bidan yang telah menyangupi sebagai vaksinator ini, kata Dedi, akan menambah angka rata-rata vaksinasi harian Jabar sebanyak 500 ribu dosis per hari. Sehingga bila ditotalkan bisa mencapai 800 ribuan dosis per hari.

"Bila kita hitung lebih kecil saja, ada 10 ribu bidan dikali 50 dosis per hari yang kita titipkan, sehari bisa jadi 500 ribu per hari," katanya.

Selain bidan, kata dia, Pemprov Jabar juga menggelar "Pekan Cinta Lansia". Pada program ini, pelajar dan anak muda membawa kakek, neneka atau lansia untuk dibawa ke lokasi vaksinasi. "Lokasi vaksinnya disesuaikan dan dikomunikasikan sekolah, kecamatan atau puskesmas setempat. Sekolah jadi tempat vaksinasi juga sudah terjadi hari ini," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement