Selasa 26 Oct 2021 16:47 WIB

Kepala BKKBN: Target 4.600 Kampus Terlibat Atasi Stunting

Presiden Jokowi menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Mas Alamil Huda
Kepala BKKBN Dokter Hasto Wardoyo.
Foto: BKKBN
Kepala BKKBN Dokter Hasto Wardoyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Permasalahan stunting atau gagal tumbuh pada anak masih jadi tantangan besar dalam pembangunan manusia Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 27,67 persen. Sementara, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Untuk mempercepat penurunan stunting, BKKBN bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk memberikan sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting. Salah satu caranya yakni melalui program pengabdian masyarakat atau KKN Tematik. Dengan program tersebut, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan, pengabdian masyarakat yang biasa dilakukan mahasiswa akan diarahkan dalam hal sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan stunting.

"Peran perguruan tinggi saya kira sangat diharapkan untuk penguatan perencanaan penanggaran peningkatan kualitas pemantauan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Melakukan coaching mentoring pada masyarakat desa," tutur Hasto di Jakarta, Selasa (26/10).

Lebih lanjut, Hasto menyatakan, saat ini ini sudah ada 11 perguruan tinggi awal yang sudah bergabung dalam melakukan pengabdian masyarakat bertema pengentasan stunting. Kesebelas kampus itu yakni Universitas Muhammadiyah-Aisyiyah, Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Universitas Gorontalo, UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Universitas Teuku Umar, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Universitas Batang Hari, Universitas Muhammadiyah Aceh, Universitas Sunan Ampel Surabaya, Universitas Jambi, Universitas Sahid Jakarta.

"Mudah-mudahan segera perguruan tinggi lainnya menyusul. Dan saya kira sekarang ada 11 perguruan tinggi, dan targetnya nanti 4.600 perguruan tinggi untuk kemudian semua desa bisa tersentuh dengan mahasiswa melalui pendampingan pengentasan stunting," katanya.

Kepala BKKBN berharap perguruan tinggi bersama-sama kementerian dan lembaga bisa hadir di tengah masyatakat dan memberikan sentuhan dari aspek sensitif yakni faktor sanitasi, pendidikan, kemiskinan, maupun spesifik yakni sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement