REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---The 3rd West Java Investment Summit 2021 resmi ditutup dengan membukukan transaksi investasi Rp 6,5 triliun. Baik pemilik proyek dan investor telah menandatangani kerja sama.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat Noneng Komara Nengsih, hingga hari kedua gelaran WJIS sebanyak 740 lebih investor terdaftar telah mengikuti pemaparan proyek dan juga one on one meeting. Calon investor berasal dari dalam negeri maupun asing.
Untuk diketahui pada WJIS tahun ini ditawarkan 31 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp 41 triliun. "Alhamdulillah ada 740 lebih yang register untuk mengikuti one on one meeting dan presentasi dari proyek yang kita tawarkan. Peserta hadir dari 17 negara dalam dua hari ini yang berjalan dengan sangat baik. Tadi pagi kita sudah mempresentasikan investasi yang sifatnya skalanya kecil dari sektor pariwisata, perdagangan, kemudian kawasan industrian Jawa Barat serta kita ada awarding pada CIFEST," ujar Noneng kepada wartawan akhir pekan ini.
Noneng mengatakan, nilai investasi Rp 6,5 triliun yang telah dihasilkan kemungkinan besar bertambah seiring komunikasi informal dan pendekatan lanjutan antara pemilik proyek dan investor setelah WJIS berakhir.
Selanjutnya, kata Noneng, usai penandatanganan kerja sama investor, Pemda Provinsi Jawa Barat akan mengawal hingga proyek tersebut berhasil dibangun. Hal itu mulai dari kemudahan akses perizinan dalam sistem OSS yang memudahkan investor dalam berinvestasi. "Kami akan pantau terus dalam kurun waktu setiap triwulan sekali," katanya.
Noneng optimistis, WJIS berikutnya dapat diselenggarakan di luar ruangan dengan peserta lebih banyak di tempat acara seiring dengan semakin banyak warga yang divaksin. "Untuk tahun depan mudah-mudahan pandemi berakhir. Mudah-mudahan tahun depan bisa outdoor, tatap muka, mungkin bisa banyak yang hadir. Mudah-mudahan sudah selesai Covid-nya," kata Noneng.
Menurut Noneng, semakin siap sebuah event investasi maka akan semakin banyak pula calon investor yang tertarik menggarap proyek investasi di Jabar ini. Potensi WJIS 2022 sendiri, kata dia, terbagi dua yakni proyek skala sedang – besar dan proyek skala kecil (UMKM) sesuai arahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Noneng menegaskan WJIS memperkuat nama baik Jabar sebagai destinasi terbaik investasi di Indonesia. "Bahkan kata Pak gubernur menjadi destinasi terbaik untuk Asia Tenggara. Mungkin kesadaran kita semua bagaimana caranya kita semua bisa mengakses terhadap investasi tersebut, berkembang bersama, dan tentu saja sejahtera bersama untuk seluruh masyarakat Jawa Barat," paparnya.
Hal senada dikatakan Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Taufik Saleh. Menurutnya, komitmen investasi yang tercapai dalam WJIS 2021 harus terus dikawal hingga terealisasi. "Jadi kalau dari WJIS sekarang sudah ada berbagai macam komitmen. Tentu harapannya segera diikuti dengan berbagai realisasi investasi. Angka realisasi investasi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Jabar," kata Taufik.